Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mbak Mimin dan Gonjang-ganjing Minyak Goreng

22 Maret 2022   10:27 Diperbarui: 22 Maret 2022   10:33 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minyak goreng, Sumber gambar:  Jurnal Jabar

Mbak Mimin memasukkan kembali Beat merahnya ke halaman rumah. Laki-laki selalu tidak teliti kalau diminta belanja, desisnya. Ada dua swalayan yang sudah didatanginya, dan minyak goreng ternyata ada, banyak malah. Tapi harganya yang bikin geleng-geleng kepala. Bukan naik, tapi ganti harga.

Ampuun, tidak nutut uangnya,bisik hati Mbak Mimin.

Jam sudah menunjukkan hampir pukul setengah lima. Waduh, satu jam lagi pasti anak- anak langgar ke rumah untuk mengambil tahu. Dengan pasti Mbak Mimin berjalan menuju rumah bercat hijau yang terletak di ujung gang masuk kampungnya.

"Mbak Marni..., Mbak Marni, " kata Mbak Mimin sambil mengetuk pintu. Suasana masih sepi. Tak berapa lama terdengar langkah langkah kaki dan seraut wajah muncul dari balik pintu.

"Ada apa, Mbak? " tanya si empunya wajah sambil membetulkan mukenahnya. Rupanya ia baru selesai sholat Ashar.

" Mbak, aku jadi ambil wes, minyak kemarin..., " kata Mbak Mimin memelas.
"Lhoo, katanya tidak jadi? Kemahalan? " jawab Mbak Marni agak sinis.

Kemarin Mbak Marni memang menawarkan minyak kemasan dua liter dengan harga di atas 50. Mbak Mimin langsung menolak. Wah, gila- gilaan kalau mengambil untung, pikirnya.
Tapi demi melihat harga minyak di swalayan, dan tahu-tahu isi yang harus segera dieksekusi pikirannya langsung berubah.

"Jadi wes.., daripada susah carinya.., "
"Mana pesanan tahu banyak pula.. " sambung Mbak Mimin.
Mbak Marni dengan sigap mengambil minyak kemasan dua liter dari sebuah dos.

"Satu apa dua? " tanya Mbak Marni.
"Dua, catet ya.., "

Mbak Mimin meraih kresek berisi minyak dan cepat- cepat pulang.

Mbak Marni mengangguk dan segera menutup pintu begitu Mbak Mimin sudah lenyap dari pandangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun