Dalam dunia pendidikan pun internet memegang peranan yang sangat penting, lebih-lebih di era pandemi.Â
Di samping bisa dimanfaatkan sebagai sumber ilmu, untuk pembelajaran jarak jauh guru banyak menggunakan zoom meeting, google classroom, google meet atau aplikasi yang lain. Penggunaan internet yang demikian meluas membuat arus informasi begitu deras.Â
Dampak positifnya dalam waktu cepat kita bisa mendapatkan info atau data yang diinginkan, atau saling bertukar data. Betapa dunia terasa begitu sempit dan khazanah ilmu demikian jelas tersedia di depan mata.
Di sisi lain internet juga bisa memberikan dampak buruk, seperti mudahnya mengakses situs-situs porno, berita hoaks yang bebas beredar, juga begitu mudahnya mengunduh sehingga melakukan pembajakan seperti merupakan hal yang biasa.
Internet bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi ia bisa begitu bermanfaat, namun bisa juga menciptakan mudharat.Â
Untuk meminimalisir dampak negatif dari internet terutama pada siswa diperlukan pemahaman tentang etika dalam penggunaannya. Beberapa etika yang harus diperhatikan dalam penggunaan internet adalah:
- Menggunakan fasilitas teknologi informasi untuk melakukan hal yang bermanfaat.
- Tidak memasuki sistem informasi orang lain secara illegal.
- Tidak memberikan user ID dan password kepada orang lain untuk masuk ke dalam sebuah sistem. Tidak diperkenankan pula untuk menggunakan user ID orang lain untuk masuk ke sebuah sistem.
- Tidak mengganggu dan atau merusak sistem informasi orang lain dengan cara apapun.
- Tidak menggunakan teknologi informasi dalam melakukan perbuatan yang melanggar hukum dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
- Menjunjung tinggi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Misalnya, pencantuman url website yang menjadi referensi tulisan kita baik di berbagai media.
- Tetap berkomunikasi dengan santun walaupun tidak bertemu langsung.
Kembali pada masalah Adrian, hal tersebut tidak akan terjadi seandainya siswa paham terhadap etika berinternet. Â Â
Meskipun Adrian adalah korban, tindakannya membalas keusilan teman-temannya dengan caranya sendiri tidak bisa dibenarkan. Seharusnya ia melapor ke guru untuk segera ditindaklanjuti.
Laporan siswa bisa digunakan sebagai bahan bagi sekolah untuk memberikan pengarahan agar siswa yang lain tidak melakukan perbuatan yang serupa, juga untuk memperbaiki kelemahan sistem yang ada.
Meskipun bukan sesuatu yang baru, adalah hal yang sangat penting untuk memberikan pemahaman kembali pada siswa tentang etika menggunakan internet. Ya, pembelajaran daring yang berlangsung satu setengah tahun membuat siswa kian mesra dengan gawai mereka.
Pemahaman siswa akan etika berinternet, membuat siswa lebih bijak dan santun dalam penggunaannya.Â
Harapannya, ke depan akan tercipta generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas, namun juga mempunyai karakter yang bisa dibanggakan.