Ingatan Bu Sri tiba tiba terlempar pada tiga bulan silam. Â Saat itu sekitar jam sepuluh pagi dua orang masuk ke lobi sekolah. Seorang wanita dan anak usia tiga belasan.
"Monggo, silakan duduk, " kata Bu Sri ramah.Â
"Bagaimana kabarmu, Bastian? " Bu Sri tersenyum ke arah  ke arah Bastian. Yang ditatap langsung menunduk. Ada rasa takut di wajahnya. Tentu saja, dua minggu ia tidak mengikuti pembelajaran tanpa memberikan kabar
Bu Sri langsung mengalihkan perhatian pada wanita yang duduk di sebelahnya.
"Perkenalkan saya Bu Sri wali kelas 8A. Ibu orang tua Bastian? " tanya Bu Sri setelah semuanya duduk. Â Bunyi jam dinding seolah mencoba mencairkan kekakuan suasana saat itu.Â
"Maaf Bu, saya buliknya, "kata wanita itu. Bastian semakin menunduk.
"Oh ya? Â Orang tua Bastian tidak di sini? " tanya Bu Sri lagi.
"Ada Bu, Â tapi sejak kelas 7 ia ikut saya, " kata wanita itu lagi.
"Kenapa Bastian tidak ikut orang tuanya? " tanya Bu Sri pelan.Â
Banyak masalah seperti ini, Â anak dititipkan pada saudara sementara orang tua sibuk bekerja.
"Saudara Bastian banyak Bu, dia anak kedua dari lima bersaudara. Â Adiknya yang paling kecil belum satu tahun. Di rumahnya tidak ada HP, Â karena itu dia saya minta tinggal di rumah saya supaya bisa ikut belajar."