Pangemanann adalah seorang juru arsip asal Manado yang diberi perintah untuk mengawasi pribumi saat dalam pengasingan.
Dalam buku ini digambarkan betapa segala gerak-gerik Minke dalam pengasingan selalu diawasi oleh Pangemanann. Bahkan termasuk kegiatan surat menyurat.
Politik mengawasi gerak gerik dan pengarsipan ini diistilahkan dengan perumah kacaan.
Buku Rumah Kaca ini berakhir sedih. Minke meninggal setelah melihat media dan organisasi yang dibangunnya selama ini direbut oleh gubermen kolonial.
Minke meninggal dalam kesedihan dan kesendirian di usia 38 tahun. Begitu muda, namun bisa memberikan pengaruh yang begitu membekas bagi pribumi.
Raden Mas Minke telah meninggal. Ia diangkut ke tempat peristirahatan terakhir di kuburan karet oleh penggotong-penggotong upahan. Hanya seorang dari semua kenalan yang mengiringkan. Goenawan. Tak ada yang lain. Dan ada seorang pengagumnya mengiringkan dari kejauhan. Orang itu adalah Jaques Pangemanann. Juga waktu ia diturunkan ke liang lahat pengagumnya melihat dari jauh. Hatinya merasa lega, karena dengan kematiannya tak bakal ada persoalan muncul tentang Surhoof, tentang de Zweep, dan sebangsanya. Dia telah pergi ke tempat ke mana setiap orang akan dan sedang pergi.(dikutip dari buku Rumah Kaca)
Referensi :
Wikipedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H