3. Desain yang sederhana. Â Tidak perlu terlalu banyak gambar atau warna, karena bisa membuat audien kurang fokus pada materi.
4. Menggunakan gambar sebagai fokus utama. Â Penggunaan gambar lebih memudahkan audien untuk fokus daripada tulisan saja.
5. Menggunakan grafik untuk membantu penjelasan kita. Â Dalam praktek, Â penyajian grafik atau gambar membuat presentasi kita lebih menarik dan mudah difahami.
6. Jika presentasi dilakukan daring pastikan jaringannya bagus. Â Diusahakan ada paket data di HP karena sewaktu-waktu ada gangguan wifi, paket data bisa menggantikan.Â
Saya pernah presentasi di depan kelas sembilan dari rumah.  Tanpa saya ketahui di tengah-tengah  meeting tiba-tiba kampung saya mendapat giliran pemadaman listrik.  Akhirnya wifi mati.  Pertemuan saya tunda besok karena kebetulan saat itu tidak ada paket data.  Sejak saat itu jika saya mengadakan zoom meeting, paket data harus siap meski bisa menggunakan wifi.
8. Jika presentasi daring dilakukan dengan audiens yang banyak, lebih baik minta bantuan teman untuk menjadi co host. Â Peran co host sangat membantu untuk mengizinkan peserta 'masuk ruang rapat' , juga mengatasi masalah jika ada peserta yang lupa mematikan mic atau iseng mencoret-coret di layar, sehingga pembicara tetap bisa fokus pada materi.Â
Ada sedikit pengalaman lucu tentang corat-coret layar ini. Suatu saat ketika mengadakan zoom meeting dengan kelas delapan tiba-tiba ada yang mencoret-coret layar. Saat itu audiennya adalah seluruh siswa kelas 8 jadi ada 260 orang. Untungnya co host segera mengatasi dan membersihkan layar.
Setelah ditelusuri akhirnya ditemukan siapa yang melakukan hal tersebut. Di akhir pertemuan, siswa yang mencoret-coret tadi meminta maaf dan bercerita bahwa saat zoom dia ke kamar mandi. HP dipakai mainan adiknya dan tak sengaja membuat coret-coretan di layar.
Saat PresentasiÂ
Jika persiapan sudah dilakukan, tinggal pelaksanaan presentasi. Adalah sangat penting untuk menyampaikan presentasi dengan bahasa yang mudah difahami audien. Karena itu sebelum presentasi kita harus tahu siapa audiens kita.
Pada audiens yang berbeda tentu gaya penyampaian kita juga berbeda. Â Penyajian terhadap siswa bisa lebih santai dibandingkan dengan penyajian terhadap orang tua atau sesama guru.