Soal tersebut kelihatan mengada-ada. Dengan diskon sebesar 15.23% sepertinya memaksa siswa untuk "bekerja keras" mencari hasilnya. Ya, akhirnya sebagian siswa lari ke kalkulator.
Kalau tujuan pembelajaran adalah siswa bisa mencari harga sesudah diskon lebih baik prosentase disajikan dalam bilangan yang lebih sederhana supaya pikiran siswa tidak terpecah dan akhirnya justru sibuk pada perhitungan yang rumit.Â
Nah untuk soal nomor tiga, saya punya sedikit cerita. Suatu saat listrik di rumah bermasalah sampai saya harus menelepon pihak PLN.Â
Oleh teknisinya, karena harus membetulkan di atas, kami diminta untuk menyediakan tangga. Bergegas kami meminjam tangga pada pak tukang yang tak jauh rumahnya dari tempat kami.
"Pakde, ngapunten mau pinjam tangga," kata saya.
"Boleh ambil saja, tapi itu cuma 2.5 meter ya..," kata pak tukang.
"2.5 meter itu seberapa?", tanya saya lagi.
"Ah, paling setinggi talang itu," jawab pak tukang sambil menunjuk talang di rumahnya yang tingginya sama dengan rata-rata tinggi rumah di kampung.Â
Deg, saat itu juga saya langsung ingat soal Pythagoras saya. 2,5 meter sudah setinggi itu, padahal di soal panjang tangga saya 25 meter.Â
Astaga, lha kalau disandarkan di tembok setinggi apa temboknya? Tentunya ruangan yang dibutuhkan untuk menyimpan tangga tersebut besar sekali.
Tapi saya juga heran, kenapa siswa saya tidak ada yang protes dengan soal tersebut. Jangan-jangan mereka takut pada saya. Atau sama tidak telitinya dengan saya?Â