Padahal sejatinya keberhasilan pendidikan tercapai bila terdapat sinergi yang baik antara keluarga, Â sekolah dan masyarakat. Â Menurut Bapak Pendidikan kita Ki Hadjar Dewantara, pendidikan bisa berlangsung di sekolah keluarga dan masyarakat (Tripusat Pendidikan). Sudah saatnya semua introspeksi apakah selama ini sudah menjalankan perannya dengan baik?
Apakah sekolah dan guru-guru sudah memberikan pelayanan dan teladan yang baik pada siswa? Dengan selalu berkata lembut, disiplin, datang tepat waktu yang nantinya akan dicontoh oleh siswa. Apakah sekolah sudah bisa menciptakan lingkungan pembelajaran yang nyaman? Yang bisa mewadahi rasa ingin tahu siswa, mencegah bullying, menanamkan nilai-nilai  kebaikan dan budi pekerti.
Apakah orang tua sudah bisa memberikan teladan dan menjadi tempat curhat yang nyaman bagi siswa di rumah? Dengan adanya orang tua sebagai teman diskusi yang menyenangkan siswa tidak mudah terpengaruh teman-teman yang kurang baik.Â
Apakah masyarakat sudah memberikan contoh dan kegiatan keseharian yang baik juga?  Sebab dari pengalaman, anak-anak yang bermasalah biasanya berangkat dari keluarga  atau lingkungan yang bermasalah.  Bagaimana bisa menancapkan dalam benak siswa bahwa miras adalah haram sementara orang tuanya adalah penjual miras?  Bagaimana menanamkan pada siswa untuk berperilaku rajin sementara setiap hari yang dilihat di kampung bapak-bapak duduk di poskamling mulai pagi untuk main kartu?
Sekolah tidak bisa berdiri sendiri, Â demikian juga keluarga atau masyarakat . Harus ada kerjasama yang baik dan keterbukaan antara ketiganya. Jangan ada dusta di antara ketiganya.
Mudah-mudahan dengan kerjasama yang baik antara sekolah, keluarga dan masyarakat kita semua bisa menghadapi segala tantangan dan akhirnya tujuan pendidikan nasional bisa tercapai.
Selamat Hari Pendidikan Nasional, majulah pendidikan Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H