Kisah Ramadhan di Masa Kecil: Patrol

Kalau ada perlunya

Sesekali ditimpali dengan teriakan sahuuur sahuuur... Ketika dilihat orang dari dalam rumah mereka menambah dengan goyangan pinggul.  Asiiik.

Tak terasa perjalanan semakin jauh.  Waktupun merambat demikian cepat. Patrol terus merambah ke kampung seberang.  Ketika tarhim mulai berbunyi Gito langsung mengingatkan.  "Ayo pulang,  sahur! "

Tarhim menunjukkan saat imsak kurang 20 menit lagi.

"Kurang satu lagu..," kata Yayan. Tengah asyik dengan goyangannya tiba-tiba terdengar suara dari langgar,  "Imsak kurang lima menit..,"

"Mati aku, belum sahur! "  teriak Yayan.  Tanpa ba bi bu mereka bubar.  Waduh..,posisi agak jauh dari rumah pula. Merekapun lari sekencang-kencangnya.

Yayan segera menuju pintu belakang rumah.  "Buuk,  Ibuuk.., " teriaknya.  Suara qiroah berkumandang merdu di langgar menggantikan tarhim.  Ibuk membuka pintu,  dan Yayan segera menerobos masuk.

"Astaghfirullah,  Yayaan... "

Tanpa menjawab Yayan segera mengambil air putih yang disiapkan ibuknya di meja.  Nafasnya begitu terengah-engah.  Segera diminumnya air putih.

Ketika ia membuka tudung saji, sepiring nasi,  ayam goreng dan sedikit sambal tersaji manis di sana.  Yayan tersenyum, namun senyumannya sontak berubah ketika speaker langgar mengumandangkan azan subuh.

 "Allahu akbar Allahu akbar..! "