Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ada Grup Baru (Lagi) di Whatsapp Saya

3 Februari 2021   10:47 Diperbarui: 3 Februari 2021   10:50 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tribun Pekanbaru-Tribunnews.com


Hari ini ada grup baru di whatsapp saya. Namanya Grup Panitia Ujian. Ya, sebentar lagi  pelaksanaan ujian praktek dan ujian sekolah. Setelah kemarin rapat pembentukan panitia,  hari ini grup barupun muncul.

Grup whatsapp bermunculan seperti tumbuhnya jamur di musim penghujan akhir-akhir ini.  Ikut pelatihan  dibentuk grup baru,  naik kelas apa lagi,  paling tidak ada tambahan 6 grup mapel dan satu grup paguyuban.  Belum ditambah dengan grup kedinasan,  grup pengajian,  pkk,  keluarga,  diskusi matematika,  nubar cerpen , alumni SD, SMP, SMA, kuliah... Rame pokoknya.  Fenomena grup dalam grup yang pernah ditulis oleh kompasianer Irwan Rinaldi benar-benar saya alami.

 Tiap pagi banyak sekali pesan masuk lewat grup wa saya. Dari grup alumni  biasanya yang muncul salam,  selamat pagi;  dari grup pengajian doa-doa pagi yang dibalas dengan amiiin,  atau amiin YRA copas dari atasnya; dari grup PKK  saling memberi salam dan doa.

Karena isinya hampir sama,  akhirnya yang selalu saya buka lebih dahulu  adalah kedinasan,  barangkali ada pengumuman penting hari itu,  dan paguyuban,  karena biasanya siswa tidak masuk izin lewat grup itu. Dari grup yang lain bisa dibuka nanti.

Bergabung dengan banyak grup membuat saya belajar bahwa berkomunikasi lewat grup whatsapp harus berhati-hati.  Ada aturan aturannya.  Beberapa hal yang kiranya perlu kita perhatikan sebagai anggota grup wa adalah :

1. Grup didirikan untuk kepentingan tertentu,  jadi diusahakan komunikasi di dalamnya adalah tentang hal tersebut. Misal grup panitia Ujian,  ya kita berkomunikasi tentang ujian di situ,  bukan yang lain.  Sesudah kepentingannya selesai kita bisa pamit keluar dari grup.

2.  Jangan membicarakan masalah pribadi dalam grup atau berbicara timbal balik antara dua atau tiga orang saja.  Karena grup berisi banyak orang.  Jika hanya melibatkan dua atau tiga orang lebih baik japri.

3. Tetap pegang etika dan sopan santun dalam berkominikasi.   Jangan mudah komen karena kadang-kadang bisa terjadi salah persepsi.  Pengalaman saya, gara-gara ada komen yang kurang penting akhirnya ada anggota grup yang tersinggung dan marah. Akibatnya grup mati suri, tidak ada dialog sama sekali.  Agak susah juga,  mau keluar grup takut dikira memutus tali silaturahmi,  berada dalam grup seperti tidak ada manfaatnya. 

 4. Jangan mudah share sesuatu. Pikir baik- baik sebelum share meski itu bukan hoax.

Suatu saat teman saya sesama anggota grup alumni SD mengirim pesan lewat japri.  Isinya singkat,  bahwa dia , suami dan anaknya positif covid dan sore nanti harus masuk karantina.  Saya langsung mengirim pesan untuk menghibur dan membesarkan hatinya. 

"Terima kasih ,  doakan aku cepat sembuh ya.., "katanya saat itu.

"Semangat ya ...  Insya Allah sembuh.., " balas saya.  Dialog ditutup dengan emoticon senyum darinya. 

Dalam waktu yang bersamaan seorang teman yang lain posting foto di grup wa alumni SD. Foto dengan back ground TPU dengan caption :  masih tiga jenazah lagi harus dimakamkan karena covid hari ini (dia adalah petugas pemakaman jenazah covid) .  Duh....

Demikian sedikit pengalaman saya tentang menjadi anggota grup whatsapp.  Intinya hati-hati sebelum sharing  atau  saring sebelum sharing.   Juga hati-hati  dalam  memberikan komentar. 

Perlu kita ingat bahasa tulis mempunyai perbedaan karakteristik yang sangat jauh dengan bahasa lisan. Dalam bahasa lisan ekspresi, intonasi, dan bahasa tubuh pembicara dapat membantu memaknai arti sebuah ujaran sedangkan bahasa tulis tidak bisa.  Berkomunikasi dengan bahasa tulis lebih mudah disalahpahami.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun