"Pasti,..Masakanmu enak!" jawabku . Â Adib tertawa senang.
Jalanan semakin sepi. Kami berboncengan pulang. Semilir angin dingin seperti membukakan hati dan pikiranku dari kepicikan dan kekerdilanku selama ini.
 Temanku Adib ,  tiba-tiba dia tampak berbeda di mataku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!