Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kisah Dua Sahabat (Pembelajaran Metamorfosis Kupu-kupu dengan Menggunakan Cerita Fabel)

7 Januari 2021   20:48 Diperbarui: 7 Januari 2021   21:03 2572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Sahabat,Sumber gambar: https://betterlesson.com/

Cerita fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya binatang. Binatang-binatang dalam cerita fabel berperilaku seperti manusia. Melalui cerita fabel kita tidak hanya bisa mengajarkan kebajikan saja tapi juga bisa memberikan pembelajaran ilmu pengetahuan alam. Sebagai contohnya adalah cerita fabel berikut yang mengandung pelajaran tentang metamorfosis kupu-kupu.

Matahari muncul dari peraduannya dengan sinarnya yang lembut.  Binatang-binatang mulai bermunculan.  Burung- burung dengan cericitnya yang ramai ikut meramaikan suasana pagi. Dari balik semak dan rerumputan Pongki belalang menggeliatkan tubuhnya dengan malas. Hujan yang turun semalam membuat tidurnya nyenyak hingga rasa kantuknya masih tersisa.

 "Selamat pagi Pongki.. ," sebuah suara menyapanya dengan ramah.  Pongki tersenyum.  Sosok tubuh gendut berbulu berayun ayun di tangkai daun.

"Pagi Ulil, " jawab Pongki ramah. 

Ulil adalah seekor ulat berwarna kehijauan. Ia tinggal di balik tanaman perdu yang tumbuh tak jauh dari semak-semak tempat Pongki tinggal.

 Pertama kali Pongki mengenal Ulil ketika suatu hari  Ibu kupu-kupu meletakkan telurnya di tangkai daun. Beberapa hari kemudian telur itu menetas.  Dari dalamnya muncul mahluk kecil dan lembut.  Hal pertama yang  dilakukan mahluk itu adalah memakan cangkangnya.  Pongki sempat terkejut saat itu.  Tapi demi melihat dari hari ke hari mahluk itu selalu makan dan makan akhirnya ia maklum.  Mungkin Ulil, mahluk kecil itu selalu kelaparan.

 Tiap hari Pongki selalu bercengkerama dengan Ulil.  Hanya Pongki yang mau berteman dengan Ulil.  Ini yang membuat Pongki merasa kasihan. Binatang-binatang yang lain tidak menyukai Ulil. Semut,  kepik,  laba-laba menjauhi Ulil.   Tubuhnya menjijikkan , banyak bulu yang tumbuh di sekujur tubuhnya.  Di samping itu Ulil terlalu rakus.  Ya,  yang dilakukannya tiap hari adalah makan,  makan dan makan.  Binatang lain sampai risih melihatnya.  Sampai-sampai tanaman yang ditempatinya  berlubang lubang daunnya. 

 Suatu hari Pongki merasakan ada sesuatu lain.  Tidak ada sapaan dari Ulil sahabatnya seperti biasanya.

 "Ulil... Uliil.., " kata Pongki khawatir.  Jangan-jangan Ulil jatuh lalu terinjak...  Atau dipatuk oleh burung pipit. 

 "Uliil..., " kata Pongki sedih.

 Hari demi hari berlalu.  Pongki sering duduk di bawah pohon tempat biasanya ia ngobrol dengan Ulil sahabatnya.  Ia benar benar rindu pada Ulil yang lembut dan lucu.

 Tiba tiba di suatu pagi yang cerah sebuah suara menyapanya ceria.

 "Pongki....  Apa kabar teman..? "  Suara yang amat dikenal Pongki!

 Pongki langsung mencari  arah  datangnya suara. 

 "Ulil... Kamu di mana? " teriaknya senang.

 Ulil tidak menampakkan dirinya.

 "Uliil..? " kata Pongki lagi.

 "Aku di sini,  " kata suara itu senang. Pongki memandang ke atas. Tidak ada Ulil.  Yang muncul adalah seekor kupu-kupu dengan sayap berwarna-warni cantik.  Mengingatkan Pongki pada Ibu kupu-kupu. 

 "Ulil? " tanya Pongki ragu-ragu.

 Ulil tersenyum senang.  "Benar Pongki,  aku sudah menjadi kupu-kupu.  Kemarin berhari-hari kita tidak ketemu,  karena aku menjadi kepompong.. ," jelas Ulil sambil mengepak-kepakkan sayapnya yang indah.

 Pongki tersenyum senang.  Ternyata Ulil tidak terinjak atau dimakan burung seperti yang disangkanya.  Ulil hanya perlu waktu untuk berubah menjadi bentuk yang lebih sempurna.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun