Tiba tiba di suatu pagi yang cerah sebuah suara menyapanya ceria.
 "Pongki....  Apa kabar teman..? "  Suara yang amat dikenal Pongki!
 Pongki langsung mencari  arah  datangnya suara.Â
 "Ulil... Kamu di mana? " teriaknya senang.
 Ulil tidak menampakkan dirinya.
 "Uliil..? " kata Pongki lagi.
 "Aku di sini,  " kata suara itu senang. Pongki memandang ke atas. Tidak ada Ulil.  Yang muncul adalah seekor kupu-kupu dengan sayap berwarna-warni cantik.  Mengingatkan Pongki pada Ibu kupu-kupu.Â
 "Ulil? " tanya Pongki ragu-ragu.
 Ulil tersenyum senang.  "Benar Pongki,  aku sudah menjadi kupu-kupu.  Kemarin berhari-hari kita tidak ketemu,  karena aku menjadi kepompong.. ," jelas Ulil sambil mengepak-kepakkan sayapnya yang indah.
 Pongki tersenyum senang.  Ternyata Ulil tidak terinjak atau dimakan burung seperti yang disangkanya.  Ulil hanya perlu waktu untuk berubah menjadi bentuk yang lebih sempurna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H