Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sungguh, Pandemi Ini Masih Ada

23 November 2020   10:01 Diperbarui: 23 November 2020   10:04 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari ini adalah hari yang menegangkan bagi kami. Tiba- tiba saja kami dikejutkan adanya satu orang teman yang positif covid dan harus masuk rumah sakit.   

Ya Allah,  jika biasanya kami mendengar berita covid,  rapid,  swab dengan perasaan yang tidak terlalu luar biasa ( meski tetap prihatin),  tapi sekarang lain.  Yang kena adalah teman yang tiap hari ngobrol , diskusi dan bercanda dengan kami, bahkan kami sering berbagi makanan. 

Kiranya di tengah persiapan sekolah untuk memulai pembelajaran luring semester depan, ancaman covid ini masih nyata dan begitu dekat.   Padahal sudah diberitakan bahwa kota kami hampir memasuki zona kuning.  Hal yang menggembirakan sebenarnya karena kemarin-kemarin kami masih dalam zona merah. 

Akibat peristiwa tersebut, maka kami semua satu sekolah harus rapid.  Selama ini, meski siswa libur,  para guru tetap masuk. Karena sering melakukan aktivitas bersama ( meski tetap bermasker dan jaga jarak), maka kemungkinan penularan masih tetap ada.

Akhirnya penguman untuk rapid itu keluar juga.  Rapid ditetapkan hari Rabu,  di sebuah balai kesehatan di dekat sekolah.  Ternyata meski  sering mendengar istilah rapid,  begitu akan dirapid agak grogi juga.  

Saya sempat deg-degan.  Sampai diberitahu oleh teman bagian kesehatan sekolah,  tidak perlu deg- degan,  karena reaktif belum tentu positif covid. Tapi meski sudah diberi keterangan panjang lebar tak urung tetap agak takut juga.

 Malam menjelang rapid saya tidur sore kira-kira habis sholat Isyak. Saya pikir saya harus menjaga kondisi,takut kalau hasil rapid saya tidak bagus. Beberapa teman berpesan supaya jangan tidur terlalu malam, karena kondisi tubuh sangat mempengaruhi hasil rapid.

 Pagi-pagi kami berbondong-bondong berangkat ke balai kesehatan.  Sengaja beramai-ramai supaya bisa menata hati ,saling menghibur juga karena beberapa di antara kami tidak tahu lokasi balai kesehatan tersebut. 

Sampai di balai kesehatan kami langsung disambut oleh satpam,  diminta cuci tangan,  lalu seluruh tubuh kami disemprot  dengan desinfektan, sesudah itu baru diperbolehkan masuk,  duduk menunggu giliran.  Tempat duduk kami berjauhan satu dengan yang lain.  Kira kira berjarak 1-1.5 meter. 

Suasana balai kesehatan begitu dingin.  Dingin dalam arti sesungguhnya karena ber AC, juga dingin karena perasaan kami yang tegang.  Satu persatu kami dipanggil.  Tiap waktu-waktu tertentu meja tempat pengambilan sample darah disemprot desinfektan. Petugas pengambilan darah juga memakai jas lab, masker dan face shield.  Pokoknya ketat.

 Sesudah pengambilan sample darah ( di jari telunjuk seperti saat periksa golongan darah) , kami diperbolehkan pulang.  Perasaan saat mau diambil darah dan sesudahnya Jauh berbeda.  Jika sebelumnya yang dominan adalah rasa takut,  sesudahnya yang dominan adalah rasa lega.  Perkara hasil serahkan Yang Di atas kata teman-teman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun