Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesadaran Ekonomi dan Politik ala Mbak Sur

8 November 2020   10:32 Diperbarui: 8 November 2020   10:35 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya Mbak Sur.  Tiap pagi dengan teriakannya yang penuh semangat ia membangunkan kami yang masih lelap dalam tidur. 

"Bothok,  pepes,  urap-urap,...!"

Kadang senang, kadang terasa bising juga saat mbak Sur mulai menjajakan dagangannya.  Senang jika hari itu ada rencana untuk tidak memasak, Mbak Sur selalu datang dengan berbagai macam masakan di keranjangnya.

Bising karena Mbak Sur selalu datang pas kami masih ngantuk-ngantuknya.  Bukankah tidur setelah sholat subuh sangat nikmat?  Meski saya selaku mengingatkan anak-anak bahwa tidur pada jam-jam itu tidak elok. 

Dimasa pandemi ini kiprah mbak Sur untuk menghidupkan roda ekonomi keluarganya sangat tampak. Sementara banyak sektor pekerjaan yang lain mengeluh sepi, termasuk suaminya yang bekerja serabutan, bisnis Mbak Sur justru makin berkibar.

Mbak Sur mempunyai perawakan kecil, berambut pendek dan gesit.  Bagaiman tidak gesit,  diusianya yang kepala enam,  masih sanggup membawa keranjang besar berisi berbagai jenis masakan untuk dijajakan. 

Kadang yang dijajakan adalah masakannya sendiri,  kadang masakan orang lain. Tentu saja masakan Mbak Sur sendiri jauh lebih lezat karena kami adalah penggemar berat masakannya.  Mulai dari sambel pecel khas Ngawinya yang pedas dan sedap,  oseng pare yang pahit tapi membuat ketagihan,  lodeh,  sayur manisa dan soto.

 Untuk yang jenis yang terakhir jangan ditanya lagi kelezatannya.  Kuah soto yang dilengkapi dengan ceker ayam,  sohun,  tauge,  seledri,  daging ayam suwir,  telor rebus,brambang goreng dan tak lupa kentang goreng yang gurih dan renyah.  Masih ditambah lagi dengan kehadiran sambal dan jeruk nipis.  Pendek kata soto Mbak Sur memang jos.

Di samping berjualan makanan Mbak Sur juga memasok sembako ke beberapa warga kampung dengan tempo pembayaran satu bulan.  Satu hal yang membuat saya kadang geli adalah sifatnya yang sok tahu.  

Suatu saat saya mengambil dua sak beras ( tiap sak berisi 5kg) dengan pertimbangan supaya tidak terlalu banyak hutang yang harus saya bayar di bulan depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun