Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran dari Bu Miah

1 November 2020   14:28 Diperbarui: 1 November 2020   14:42 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Bu Miah dalam pandangan saya adalah orang yang paling malang hidupnya. Dengan  mata yang sudah mulai rabun dan tubuh yang renta tiap pagi dia duduk di depan rumahnya untuk menyapa orang yang lalu lalang. 

Kadang saat ada kebutuhan mendesak misal tidak punya uang untuk membeli obat atau beras ia datang ke rumah beberapa warga kampung termasuk saya. Hal yang membuat kami sangat iba adalah ia hidup  tanpa sanak famili dengan kondisi seadanya.  

Bu Miah hidup sendiri dalam rumah kontrakan yang begitu sempit. Hanya ada dua perabot di rumahnya yaitu satu dipan kayu untuk tidur dan lemari.  Ada kompor dan beberapa perkakas memasak dan makan untuk Bu Miah sendiri.

Rumah yang dikontrak sebenarnya rumahnya sendiri yang dijual pada orang lain.  Karena kasihan oleh pembeli ini Bu Miah boleh menempati rumah sampai meninggal.  

Sebenarnya Bu Miah mempunyai tiga anak.  Anaknya yang pertama perempuan sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,  yang kedua ikut suaminya  sedangkan anak satu-satunya yang laki-laki hilang entah kemana. Saya ingat  dulu sampai dicari lewat media,  tapi hingga sekarang tidak ada kabarnya. 

Untuk kehidupan sehari-hari bu Miah mendapat bantuan dari kampung. Secara bergantian kami memberikan bantuan ala kadarnya.  Melihat kondisinya yang seperti itu maka bu Miah adalah prioritas bantuan di kampung kami.  Jika ada bantuan raskin,  BLT atau even bedah rumah pasti bu Miah yang dinomor satukan. 

Di awal long weekend ini saya punya sedikit kisah berkaitan dengan bu Miah.  Long weekend ini kondisi keuangan saya agak seret.  Bulan Oktober banyak sekali kebutuhan sehingga akhir bulan kondisi keuangan benar benar minim. Agak sumpek rasanya.  Apa lagi melihat teman yang update status lagi jalan-jalan atau belanja-belanja. Kadang ada sebersit rasa tidak beruntung dalam diri saya. 

Pagi itu saat  bersih-bersih tiba-tiba di depan rumah terdengar seseorang mengucapkan salam.

"Assalamu 'alaikum...,"

 Suara yang sangat saya kenal.  Bu Miah.  Biasanya kalau dia ke rumah mesti ada yang diminta.  Duh...  Tanggal tua lagi..  Mau saya kasih uang apa pikir saya resah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun