Lalu bagaimana sistem ini bekerja ?
Tentunya sistem ini harus saling terintegrasi antara perangkat traffic light, timer, sensor pendeteksi kemacetan dan komputerisasi yang sudah ditanam dengan sistem kecerdasan buatan (artificial intelligence / AI)
Seperti halnya citra pada Google Map jika mode Traffic kita aktifkan, maka akan memberikan informasi ruas jalan mana yang padat (warna merah gelap), orange (padat merayap) dan hijau (lancar jaya) serta memberikan saran jalur mana yang tecepat untuk dituju meski kadang dipilihkan jalan yang tidak manusiawi alias mblusuk-mblusuk. meskipun begitu, itu semua juga peran dari sistem AI yang bekerja.
Sesederhana itu saja konsepnya. tentunya masih bisa dikembangkan lebih lanjut untuk memberikan solusi-solusi lain atas kesemrawutan dijalan.
Karena penerapan AI sudah sangat umum di era saat ini, bahkan kehidupan kitapun secara tidak sadar sudah diatur oleh AI. maka sudah saatnya inovasi penggunaan sistem AI dalam berlalu lintas mulai dikembangkan terutama di negara kita.
. . .
Tiba-tiba saja suara menggelegar klakson truk pengangkut semen mengaburkan lamunanku yang sangat inovatif ini yang artinya menyudahi pula ritual siram-siram tanaman sore ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H