"Dimensi lain ; atau lapisan lain. Ya, duniamu ; dunia manusia, berada di lapisan lain di Gaia ini."
Ann terdiam sejenak.Â
"Ah, maaf," Armenia membungkuk lagi, "Seharusnya aku bersikap lebih sopan sebagai tuan rumah. Â Maukah kau ikut denganku sebentar ? Atau kau sudah ingin segera pulang ?"
"Tadinya aku memang berniat ingin segera pulang. Soalnya si Xia itu galak sekali. Tapi, selain aku nggak  tahu bagaimana cara pulangnya, sebenarnya sih ... aku masih ingin melihat-lihat dulu ..." jawab Ann sedikit malu.
"Baguslah kalau begitu," Armenia mengulurkan lengannya pada Ann, "Mari, naiklah ke punggungku."Â
PERBINCANGAN DENGAN ARMENIA
"Mm ... memangnya nggak apa-apa kalau aku naik kepunggungmu ? Â Kamu nggak keberatan ?" tanya Ann ragu.
"Tidak. Kecuali kau lebih memilih berlari di sampingku supaya kita dapat pergi bersama ?" tawar Armenia sembari menahan senyum.
"Ha ... lari ...?" Ann melirik keempat kaki jenjang Armenia yang terlihat sangat kuat dan kokoh, "Nggak deh, aku naik saja kalau begitu."
Dan Ann menerima uluran tangan Armenia lalu naik ke punggungnyaa.Â
"Aku memang tak bisa membantumu mencari jalan pulang. Tapi mungkin nanti kita akan bertemu dengan seorang teman yang tahu caranya."Â