“Nda, kamu nggak habis ya tuh kornetnya ?” tuduh Mimi yang terlihat masih lapar sambil mengintip isi misting di tangan Nanda. Nanda menggeleng dan menyerahkan sisa kornet gorengnya kepada Mimi.
“Dasar gembul,” ledek Desy.
Mimi cemberut sambil tetap menghabiskan kornetnya. Nanda tersenyum geli.
“Eh Nda, kamu kok dari tadi diam aja sih ?” tanya Dona.
“Iya Nda. Capek ya ?” komentar Hilda sambil melemparkan beberapa ranting kering ke dalam api unggun buatannya.
“Iya nih. Dari tadi aku lihat kamu sepertinya resah begitu deh,” ujar Mimi.
“Hmm…..,” Nanda memeluk lututnya.
“Atau…. kamu tadi … melihat sesuatu yang seram-seram yah Nda ?” tanya Dona dengan suara direndahkan sambil merapatkan duduknya ke Hilda.
“Aduuh… jangan mulai cerita yang seram-seram doong,” keluh Desy ketakutan,” eh, katanya nggak baik lhoo di tempat begini kalau membicarakan yang seperti ituuu….”
“Eh, bukaaan….. bukan kok,” akhirnya Nanda buka suara,” bukan yang seperti itu…”