Banyak kulantun syair dalam kubangan rindu.Â
Jemari hujan tak hanya merangkul waktu,Â
tetapi lenganku tak mahir lagi,Â
Atau, awan begitu anggun menyajikan lamun.
*
Ku turuti juga kata kopi, dari biji berjuang setengah mati,Â
namun ranum di cecap hati.
Yang pandai membedakan rasa
Engkau merupa gula telah larut dalam kenangan
Pun kini entah ampas entah ruap
Hilang dalam rasa kecap pahit dan manis.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!