Langit kian berselimut sahdu,
Seakan membawa gigil di jemari yang bertaut
Sementara gemuruh di dadaku mencipta bait-bait
tak sampai
*
Bola matamu berkaca langit,
Perlahan embun tumbuh, berkilau nyala api dadaku
Katamu lagi, "tuliskan aku sebait saja puisi di langit itu
Akan kubaca sepanjang hidupku"
*
Pada langit, pawana melengkung awan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!