Di Jalan Makam,
Kupuisikan sunyi teramat basi, lembab dan gelap
Lorong waktu yang memisah antara ada dan tiada, hanya
Sebatas hela nafas dan resah waktu yang kau rindu
Pada hening-hening dan iba,
Detak  waktu berinsut terhenti tanpa tanda,
Belum mengemas semua cinta, rindu dan asa dan menaruhnya dalam
Keindahan rasa. Keindahan do'a
Ibadah yang lengah. Bagai kuntum kembang yang hilang
Di tengah padang begitu panjang
Bukankah terhampar begitu luas
Menabur benih kebaikan, meluangkan yang sempit
Mendekatkan yang jauh, memudahkan yang sulit
Membagi tak akan habis, memberi tak  hilang
Jatuh tak selalu sakit,
Di jalan Makam, dingin dan lembab
Sedingin segala ucap yang kelu ke ujung rindu
Selayak do'a-doa yang salah eja,
Kini, segala bermuara hanya pada yang Satu
Segala kepergian adalah pulang
Sesugguhnya,
Sementara
Bandung, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H