Dunia Fana, Sejenak Jeda
Dengarkan suara lirih dari palung  hatimu,
Yang tak pernah membisikkan jalan  salah
Sebab, kekuatan semesta ada dalam diri
Dalam balutan nur. yang harus kau jaga dan asuh
Dengan segala doa. Menyadari diri adalah anak semesta
Dari penciptaan paling sempurna
Hati adalah muasal, di bawa pikiran pada wujud
Perbuatan dan kata-kata
Segenap rasa ada dalam hati, pada bilik-bilik tertata rapi
Yang kau isi dari niat, dari doa dan rasa
Pikiran adalah wujud, yang di bawa hati
Sebagi muasal rindu, kasih, benci, iri dan segala asa
Membaur dalam balut ambisi, nafsu dan kesombongan
Tumbuh, bercabang, menggenang menjadi rasa sakit
Penyakit, dan kegelisahan begitu panjang
Maka wujud kasih sayang, berbagi, bersyukur dalam keikhlasan
Menyuburkan kuncup-kuncup hati mekar,
Bertaburkan nur yang menyinari ruang-ruang dada
Menghapus segala remah semesta dunia
Dengarlah lirih suara yang paling hakiki
Dalam tafakur paling sufi,
Mengenal diri sepenuh jiwa, dan untuk apa kita ada
Maka bertuhan, beriman berserah bertabah
Sungguh keampunan adalah obat segalanya
Dari manik-manik hidup dan kemerlap dunia
Maka tebarlah kebaikan, rasa menghargai
Karena semua kehendak-Nya, dalam diri setiap insan
Adalah nur, kehendak
Jangan hanya melihat sisi  kelemahan, karena manusia
adalah hakekat,
Rasa marah, benci, iri akan mengecilkan hati
Membuat semesta dalam diri kehilangan nur
Hingga kelapangan itu kian menjauh
Kegelisahan, rasa sakit akan datang
Dunia fana, sejenak jeda
Bandung, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H