Rizal De Loesie
Yang ku tahu,
Engkau adalah perempuan
langkah menapaki di pesisir pantai
rambut terjurai bersauh angin
Menyusuri bangkai-bangkai perahu dan sampan lapuk
Yang kutahu, kala senja telah mulai merona di ujung samudra
Memerah selayak rona wajahmu
di siluet senja
Yang kutahu, hanya bait-bait sajak beranjak
Menjadi tiang-tiang dermaga yang terdera ombak
Menjadi kepak-kepak camar menyauk buih
Selebihnya yang kutahu, senja menghilangkan jejak
Sepanjang pantai kenangan itu,
Menjelma puisi-puisi manis segaris senyummu
Engkau meruap dalam desir darah,
Engkau mengawang dalam lenggang malam
Yang sulit aku hapus  dengan lembaran gulita
Tiupan angin selembut gaunmu  porak porandakan jiwa
Menjadi badai tak usai-usai, sampai senja tiada
Tak sepatah sapa mampu berucap pada malam
Yang menjadi  mimpi
Yang kutahu, ada degup dan karang bersarang
Yang tak kunjung sampai ke pantai
Karena aku tahu, Â melayari lautan semu,
Takkan pernah tersua pelabuhan
Karena perbedaan, kita tak menuju muara
Yang sama
Bandung, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H