Rizal De Loesie
Kusingsing pagi yang montok
genggam cahaya matahari di sela dedauan
Dan ranting menunggu derak. Patah
Menimbun di bawah pokok randu berdaun rindu
Kopiku telah menjadi candu.
Asap mengepul mengejar awan. Berarak dia
Di hulu hati,
Mengejar pagi yang tak sampai-sampai
Bayang-bayang meninggi
tenggelam di cangkir kopi
*
Ada selembar  pagi yang termakna puisi
Dari rahim waktu kewaktu,
Menjelma selai roti sarapan koran
Sarapan harapan
Yang tak pernah lagi diberitakan alam
Tak pernah lagi teruntai diksi
Bandung, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H