Kurindukan helai-helai daun ranum dalam senyuman
Pada musim bunga dan kecambah-kecambah cinta
Dilahirkan dari hulu ke muara kasih sayang,
Ingin kugenggam tangkai mawar dan melati hatimu
Saat embun hatiku luluh menetes perlahan,
Menggenang sepanjang kenangan
Biarkan laut dengan ombak dan karang
Menyusuri kulit lumut, cahaya dan bianglala
Bagai sayap-sayap lembut bidadari
Ditiap tampuk mimpi
*
Pada kepak merpati dan camar senja,
Menyusuri buih-buih waktu dan derak nafasku,
Dalam ayunan biduk mungil di atas samudra
Pada bintang dan galaksi semesta telah kutitip rindu
Jika kau tersesat, pada suar-suar suluh jiwaku
Telah digariskan catatan nirmala
*
Andai engkau meraba-raba jalanan itu
Pada tebing-tebing asa yang lengking
Ingatlah, sebait sajak dan syair misteri
Telah menjadi sabda,
Aku sesungguhnya antara ada dan tiada,
Di jiwaku yang gugur
Engkau lihat di helai dedauan dengan gurat-cerita
Semakin tua
*
Suatu kala nanti,
Ranting dengan keikhlasan menyusutkan daun
Lepas melayang --layang, saat itu
Engkau sigilah selembar daun jatuh, hanyut
Tanpa pusara. Dan syair --syair akan tetap abadi
Kenanglah, aku pernah ada..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H