*Rizal De Loesie
Diajarkan dalam kesederhanaan//
Dari ayah seorang guru, ibu penata pangkatnya
Dari segala rupa rumah tangga,
gunung kasih yang tiada tara habisnya
Sentuh sayang tiada terhalang/ rembang
**
Suatu desa, sawah dan sungai tanda rindu  tiada layu
Puncak gunung Pasaman bercanda awan putih,
Pertanda kasih tak pernah kikis,
Lembah -- lembah hijau kemilau bintang,
Dibesarkan buayaian nyiur  dan  hujan petang
Gemercik murai, tetesan cinta di sana ada:
Tungku  doa yang terus menyala //
**
Aku taragak taratak nuansa menghimpit jarak
Meniup-niup dedaunan di batas rimba ara,
Hirup udara aroma cempaka, jambu air dan kopi
Dihalaman tembang melati, itu dahulu sekali
Dihadapan, Â tangga kayu rumah kami
Ibunda petik setiap pagi, katanya seharum surga
**
Tergurat rindu ini kerabat, tergurat kenang ini
Terjajah bathin menjadi lelah, rebah  genang airmata
Pada orang-orang yang terus menyampai doa,
Pada kasih sayang dan cinta tak pernah reda
Sementara aku disini, masih merenda asa,
**
 Jerujikata, Bandung 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H