Se sudut mata penghiba,
Biarkan ilalang tertiup angin
Pada rampai jiwa teruntai,
Takutnya pada naluri,
Menjadi garis-garis  ilusi,
**
Dan, saatnya tangan tuhan saja,
Digaris takdir perjuangan,
Karena rasa takutnya,
Pada jiwanya sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!