Mohon tunggu...
Yudo Mahendro
Yudo Mahendro Mohon Tunggu... Ilmuwan - sosiologi, budaya, dan sejarah

Alumni UNJ, belajar bersama Masyarakat Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandemi dan Krisis Ilmu Pengetahuan

1 Agustus 2021   10:00 Diperbarui: 1 Agustus 2021   10:23 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Krisis Ilmu Pengetahuan

Ilmu kedokteran merupakan salah satu cabang ilmu yang sedang mengalami deligitimasi, khususnya di Indonesia. Ada beberapa hal yang menyebabkan ini terjadi. Pertama, pelayanan kesehatan lebih dominan diwarnai oleh unsur bisnis. Hal ini menyebabkan mayoritas masyarakat berpengasilan rendah semakin enggan untuk mengakses pelayanan kesehatan yang ada. Kedua, pandemic ini menyebabkan kelangkaan, baik obat maupun pelayanan kesehatan itu sendiri. 

Kondisi ini menyebabkan masyarakat yang sedang menderita suatu keluhan kesehatan mencari alternatif yang bedasarkan kepada tradisi. Ketiga, perkembangan informasi yang terbuka dan massif, menyebabkan kebingungan massal. Kondisi ini menyebabkan masyarakat meragukan informasi yang bersumber dari institusi formal. 

Pada saat ini tidak sedikit masyarakat yang tidak percaya kebenaran covid 19. Lebih jauh mereka juga menolak untuk divaksin yang merupakan kebijakan utama pemerintah dalam mengatasi pandemic.

Selain ilmu kedokteran, ilmu pendidikan juga mengalami degradasi. Situasi pandemic yang tidak mengizinkan sekolah dibuka, menyebabkan hampir 2 tahun anak-anak belajar di rumah. Penggunaan teknologi informasi sebagai instrument pembelajaran jarak jauh membuat banyak orang mempertanyakan masih perlukah keberadaan sekolah?

 Pertanyaan ini langsung direspon cepat oleh beberapa pihak untuk membuka pembelajaran daring, bahkan secara gratis. Homeschooling juga semakin popular dan digemari oleh berbagai kalangan. Sistem pendidikan yang berbasis tatap muka di kelas semakin disadari hanya bermotif bisnis belaka, sama halnya dengan dunia kesehatan kita yang sebelumnya dibahas.

Dua hal di atas merupakan contoh nyata tergerusnya kepercayaan public terhadap ilmu pengetahuan. Selain itu masih banyak lagi bidang ilmu yang lain juga mengalami nasib yang sama, seperti ekonomi yang sedang diguncang dengan munculnya mata uang crypto. 

Serta mengguritanya kekuatan ekonomi China yang tidak bersandarkan pada sistem mata uang yang lazim digunakan oleh banyak negara, yang diistilahkan oleh Bosman Mardigu dengan printing money.

Dekonstruksi Narasi

Seiring dengan deligitimasi ilmu pengetahuan yang terus berlangsung di masa pandemic. Proses dekonstuksi narasi juga sedang berjalan. Situasi pandemic yang berlarut ini berdampak pada menguatnya masyarakat mencari narasi baru.  Narasi religious kini semakin mengemuka terutama mengenai konsep 'hari akhir'.Sebelumnya narasi religius atau teologis dianggap terbelakang, karena dianggap mengungkung kebebasan bernalar dan berpendapat. 

Ilmu pengetahuan yang disandarkan pada tata nilai baru, yaitu sekularisme kemudian menggantikan narasi religius secara perlahan dengan lahirnya berbagai disiplin ilmu pengetahuan di Eropa Barat. Ilmu pengetahuan kemudian menjadi instumen penting bagi narasi-narasi baru seperti kapitalisme, sosialisme, bahkan fasisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun