Mohon tunggu...
Yudo Baskoro
Yudo Baskoro Mohon Tunggu... Lainnya - Just a human being

Pour out some abstract things living in my head

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asmaraman Sukowati di Tengah Perselisihan Pilpres

19 April 2024   15:37 Diperbarui: 18 Agustus 2024   23:54 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kumpulan Komik Kho Ping Hoo (Sumber: balebengong.id)

Kekuatan bahasa dan cerita yang khas dari karya-karya Kho Ping Hoo tentunya imbas dari banyaknya buku yang dibaca sehingga pilihan referensi yang kemudian menjadi inspirasi menjadi lebih bervariasi. Kho juga menaruh minat pada sejarah China, namun beliau tidak bisa membaca dan menulis bahasa Mandarin.

Akses sejarah China diperolehnya dari buku-buku berbahasa Inggris dan Belanda, mengingat Kho mahir pada kedua bahasa tersebut. Selain bahasa Inggris dan Belanda, Kho juga bisa berbahasa Jawa dan Sunda.

Kho Ping Hoo mulai aktif dalam dunia tulis-menulis pada saat menetap di Tasikmalaya. Dikutip dari ensiklopedia.kemendikbud.go.id, mulanya Kho bekerja sebagai koresponden harian Keng Po.

Kho juga pernah membantu barisan Pikiran Rakyat, Bandung pada 1960-an. Setelah berganti-ganti pekerjaan, Kho mencoba menulis cerita dan mengurus sandiwara (sebagai pemain dan sutradara).

Dunia tulis-menulis pun lebih ditekuninya. Sebelum dikenal sebagai penulis cerita silat, Kho menulis cerita bertema detektif, novel, dan cerpen yang dimuat dalam berbagai majalah, antara lain Liberty, Star Weekly, dan Pancawarna. Walaupun dikenal sebagai penulis cerita silat, Kho Ping Hoo tidak begitu mendalami ilmu silat seperti ayahnya.

Karena karya-karyanya bersifat historical fiction, para akademisi sastra China maupun sejarahwan China akan bingung karena apa yang diceritakan tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

Namun menurut pandangan Seno Gumira Ajidarma, Kho sangat piawai dalam meleburkan anasir sejarah dan fiksi, sehingga kalau ditelisik lebih dalam lagi  terdapat banyak fakta peristiwa di masa lalu yang dapat dijadikan pelajaran.

Kehadiran Kho Ping Hoo dalam ranah sastra menginspirasi penulis pribumi lainnya untuk membuat cerita silat, seperti S.H. Mintardja, Herman Pratikto, dan Arswendo Atmowiloto. Lebih dari 200 cerita silat lahir dari tangan Kho Ping Hoo, dan diantaranya pernah digubah dalam pentas ketoprak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun