Hal tersebut mendorong kaum nasionalis Serbia untuk melakukan pembunuhan terhadap putera mahkota Kekaisaran Austria-Hongaria di Sarajevo pada tahun 1914, yang kemudian menyebabkan pecahnya Perang Dunia I.
Setelah PD I usai, pada tahun 1918 Kekaisaran Austria-Hongaria dibubarkan. Dampaknya, Bosnia & Herzegovina bersama-sama dengan Kroasia, Slovenia, dan Vojvodina, diserahkan oleh Kekaisaran Austria-Hongaria kepada Kerajaan Serbia-Montenegro. Dari penggabungan ini muncullah Kerajaan Yugoslavia.
Akan tetapi perpecahan segera melanda negeri itu akibat pertentangan dua etnis utamanya. Orang Serbia berusaha membangun negara kesatuan, sedangkan orang Kroasia menginginkan federasi yang longgar. Sementara itu kaum Muslim Bosnia terjebak dalam pertikaian tersebut. Beberapa kaum Muslim mendukung klaim Serbia, dan menyebut dirinya sebagai Muslim Serbia.Â
Namun lebih banyak lagi yang pro Kroasia, dan menyebut dirinya sebagai orang Muslim Kroasia. Pertentangan tersebut kemudian meledak menjadi kekerasan setelah Jerman di bawah pemerintahan Nazi menguasai Yugoslavia pada tahun 1941.
Wali Raja Yugoslavia, Pangeran Paul, terpaksa menandatangani persetujuan kerja sama dengan Poros Jerman-Italia-Jepang. Akan tetapi para perwira Serbia yang anti-Jerman berontak dan menggulingkan pemerintahannya. Hitler marah dan menyerang Kerajaan Yugoslavia. Negara Balkan tersebut jatuh dengan cepat, terutama karena etnis-etnik non Serbia banyak yang bergabung dengan pasukan poros.
Setelah menaklukkan Yugoslavia, Hitler memecah-belah negeri tersebut di bawah pendudukan Poros dan rezim boneka lokal. Atas perintah Hitler, bekas provinsi Kroasia, Bosnia, dan Hercegovina digabungkan ke dalam negara boneka Kroasia. Sementara wilayah sebagian besar Kosovo, Montenegro Selatan dan Makedonia Barat digabungkan ke dalam Negara Albania Raya.
Penduduk Yugoslavia kemudian bangkit melawan pasukan pendudukan dan bergabung dengan dua kekuatan gerilya utama, yaitu kaum Chetnik yang didominasi oleh orang Serbia pendukung raja, dan kaum partisan komunis dibawah pimpinan Josip Broz Tito. Yugoslavia pada masa ini menjadi medan pertempuran berdarah, di mana penduduknya bukan hanya memerangi pasukan pendudukan Poros saja, namun juga saling membantai antara sesama warga.
Pada tahun 1944, para partisan komunis dibawah pimpinan Tito berhasil membebaskan Belgrado dengan bantuan tentara Uni Soviet. Setahun kemudian diadakan pemilu dengan hanya melibatkan satu partai saja.Â
Pada tahun 1946, kerajaan dihapuskan dan Republik Rakyat Federal Yugoslavia diproklamasikan untuk mematahkan dominasi politik orang Serbia sebelumnya. Negara ini terdiri dari Serbia, Kroasia, Slovenia, Bosnia & Herzegovina, Montenegro, Republik Makedonia, serta dua daerah otonom yaitu Kosovo dan Vojvodina.
Yugoslavia Dibawah Josip Broz Tito
Pada saat berkuasa, kepemimpinan Tito yang kharismatik menjalankan program "Unity and Brotherhood" untuk mempersatukan berbagai etnik dan penganut agama yang ada di Yugoslavia, termasuk di dalamnya Bosnia & Herzegovina. Program ini berhasil dijalankan oleh Tito dengan cukup baik, sehingga dengan persatuan itu Yugoslavia menjadi salah satu negara komunis yang cukup disegani di dunia.