Semester ini beberapa mahasiswa dan saya memulai untuk inisiasi kampanye zero waste. Sebenarnya ini bukan gerakan baru, namun harus terus digaungkan agar semakin banyak yang tersadar kembali akan pentingnya pengelolaan sampah baik organik ataupun anorganik.Â
Kami memulai gerakan dengan mengobservasi lingkungan sekitar, mengadakan survey tentang pengetahuan sampah para responden, membuat kampanye melalui sosial media berupa akun instagram (zer0.waste_), memaparkan dalam bentuk tulisan dan akan ada seminar tentang pengelolaan sampah yang kami lakukan via zoom meeting tanggal 5 Desember ini.Â
Berikut ini adalah salah satu tulisan hasil dari kelompok mahsiswa yang menamakan grupnya RK392 UNPAD. Karya yang akan dipaparkan dibawah ini merupakan tulisan salah satu anggota kelompoknya, untuk karya lainnya akan menyusul di tulisan berikutnya, selamat menikmati.......
Indonesia sebagai negara berpenduduk terpadat ke 4 (empat) diperhadapkan pada permasalahan pengelolaan sampah yang mencapai 200.000 ton / hari3 , bahkan berdasarkan Riset yang dipublikasikan di jurnal Science pada 13 Februari 2015 terungkap bahwa Indonesia merupakan penyumbang terbesar kedua sampah plastik di lautan (Kahfi, 2017).Â
Selama bertahun-tahun warga hidup berdampingan dengan sampah-sampah yang menumpuk dan ikut membuangnya ke tempat-tempat yang tidak seharusnya.Â
Permasalahan ini terus berlanjut dan berefek besar bagi kehidupan warga Negara, baik dalam bidang kesehatan, ekonomi, maupun sosial budaya. Pernahkah terpikirkan oleh kita, betapa indahnya hidup kita tanpa sampah-sampah ini?Â
Salah satu penyebab penumpukan sampah adalah masalah pembuangan dan pengelolaan sampah. Selain itu, dengan jumlah Rosmidah Hasibuan penduduk yang tinggi akan mengakibatkan terhadap tingginya volume limbah yang dihasilkan dari rumah tangga (Hasibuan, 2016). Penumpukan dan pengolahan sampah dengan tidak bijak juga merusak lingkungan kesehatan.Â
Sampah plastik yang dibakar akan menghasilkan gas yang mencemarkan udara dan sangat membahayakan pernapasan manusia. Namun, jika sampah plastik ditimbun di dalam tanah, ia juga akan mencemari tanah dan air tanah.Â
Pencemaran air oleh limbah rumah tangga juga merusak kesehatan dan membutuhkan waktu yang panjang untuk menanggulanginya jika sudah mewabah atau menyebar dalam skala besar.Â
Sampah yang menumpuk juga berdampak bagi kehidupan ekonomi. Tempat wisata yang penuh dengan sampah akan mengurangi peminat dari dalam dan luar negeri sehingga mengurangi pendapatan pariwisata.Â
Selain itu, jika sudah terjadi pencemaran yang sangat parah, akan dibutuhkan biaya besar untuk menanggulangi pencemaran dan memulihkan kehidupan di wilayah tersebut. Hal ini akan mengganggu kesejahteraan masyarakat.Â
Untuk mengurangi dampak-dampak yang ditimbulkan oleh sampah, diperlukan pembuangan sampah dengan bijak dan cermat. Menurut survei yang sudah dilakukan oleh kami, sebanyak 87,1% responden sudah menyadari pentingnya mengolah sampah.Â
Namun, untuk mengolah sampah, hanya 56,8% yang melakukannya. Oleh karena itu, pelatihan dan pengawasan di kalangan masyarakat terkait tata cara mengolah sampah akan efektif untuk mengurangi penumpukan sampah.Â
Edukasi masyarakat juga dibutuhkan agar dapat menciptakan produk olahan sampah yang memiliki nilai jual. Menurut Atmaji (2017), faktor edukasi merupakan faktor yang paling memegang peranan penting dalam keberlangsungan kerajinan berbasis sampah. Suatu wilayah yang fokus untuk mengolah sesuatu bisa menjadikan produk itu sebagai sumber pencaharian.Â
Metode ini akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi (karena menemukan sumber pendapatan), juga dalam bidang lingkungan kesehatan (karena mengurangi sampah yang ada di wilayah tersebut).Â
Selain itu, metode ini juga akan mengimplementasikan salah satu nilai dalam pancasila, yaitu sila persatuan Indonesia. Indonesia memiliki permasalahan besar terkait penumpukan sampah. Penumpukan sampah akan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat dalam bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial.Â
Dampak penumpukan sampah diantaranya adalah pencemaran lingkungan, timbulnya penyakit hingga dampak bagi pariwisata. Pencemaran lingkungan oleh sampah juga akan menghabiskan dana besar untuk menanggulanginya.Â
Oleh karena itu, dibutuhkan pembuangan dan pengolahan sampah dengan cermat dan bijak. Salah satu langkah pencegahan ini adalah dengan mengedukasi, melatih, dan mengawasi warga sekitar untuk membuang dan mengolah sampah dengan baikÂ
Oleh : Nisrina Aisyah PutriÂ
DAFTAR PUSTAKAÂ
Atmaji, L. (2017). Pengelolaan Usaha Kerajinan Berbasis Pemberdayaan Sampah di Dusun Sukunan, Desa Banyuraden, Kabupaten Sleman. JURNAL TATA KELOLA SENI, 2(2), 1-6. https://doi.org/10.24821/jtks.v2i2.1818Â Â
Dampak Sampah Plastik bagi Lingkungan dan Ekonomi, Begini Cara Menanganinya | Merdeka.com | LINE TODAY. LINE TODAY. (2021). Retrieved 17 October 2021, from https://today.line.me/id/v2/article/vEXX8o.Â
Hasibuan, R. (2016). Rosmidah Hasibuan ISSN Nomor 2337-7216. Jurnal Ilmiah Advokasi, 04(01), 42–52.Â
Kahfi, A. (2017). Tinjauan Terhadap Pengelolaan Sampah. Jurisprudentie : Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah Dan Hukum, 4(1), 12. https://doi.org/10.24252/jurisprudentie.v4i1.366
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI