Mohon tunggu...
Yudistira SA
Yudistira SA Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gerak Itu Bagus

19 September 2017   21:43 Diperbarui: 12 Oktober 2017   16:45 1528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jaringan Tumbuhan dan Hewan (byjus.com)

Kali ini saya akan membahas mengenai "Sejauh mana kamu setuju bahwa jaringan hewan lebih cepat beradaptasi daripada jaringan tumbuhan". Materi ini merupakan lanjutan dari esai saya yang mengenai sel hewan dan sel tumbuhan. Hal ini dikarenakan tingkatan mahkluk hidup berawal dari sel -- jaringan -- organ -- sistem organ hingga biosfer.

Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur, dan fungsi yang sama. Esai ini akan mendalami mengenai jaringan tumbuhan dan jaringan hewan.

Jaringan Tumbuhan

Jaringan tumbuhan terbagi menjadi dua berdasarkan sudah belumnya diferensiasi, yakni jaringan embrional (meristem) dan jaringan dewasa. Jaringan embrional dibagi lagi menjadi dua yakni asal yang mengenai primer serta sekunder dan posisi mengenai letak jaringan (apikal, interkaler, dan lateral). Sedangkan jaringan dewasa terbagi menjadi jaringan epidermis, angkut (vaskuler), dasar, dan gabus.

Ciri-ciri jaringan meristem adalah aktif membelah, banyak terdapat sitoplasma, ukuran selnya kecil, berdinding sel tipis, ukuran nukleus yang besar, dan dengan organel lain yang ukurannya kecil terutama pada vakuolanya. Sedangkan jaringan dewasa memiliki ciri, tidak aktif membelah, vakuolanya besar, terdapat sel yang sudah mati, dan terdapat ruang antarsel kecuali pada jaringan epidermis.

Jaringan epidermis memiliki fungsi sebagai perlindungan yang pertama pada bagian tumbuhan. Jaringan ini memiliki sel yang tebal karena itulah yang diperlukan sebagai perlindungan. Jaringan dasar terbagi lagi menjadi dua yakni, parenkim dan penyokong. Jaringan parenkim merupakan sel hidup yang berfungsi sebagai penyimpanan.

 Penyimpananya tidak hanya hasil fotosintesis tetapi juga dapat menyimpan air dan lain-lain. Sedangkan jaringan penyokong adalah jaringan yang menyokong tanaman. Jaringan ini memberikan kekuatan pada struktur dari tanaman. Jaringan vaskuler adalah xylem dan floem. Jaringan ini mengangkut air dan mineral (xylem) dan hasil fotosintesis (floem). Kemudian yang terakhir adalah jaringan gabus. Jaringan ini terbentuk dari pembelahan sel dari sistem meristem sekunder yang menyebabkan penebalan pada bagian luar batang.

Jaringan Hewan

Jaringan hewan terbagi menjadi empat macam, yakni jaringan epitel, ikat, otot, dan saraf. Jaringan ini terbagi karena memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Jaringan epitel adalah jaringan yang melindungi jaringan dibawahnya. selain itu, jaringan epitel melakukan absorpsi seperti pada usus halus. Jaringan ini terbagi menjadi jaringan epitel pipih, kubus, silindris, transisional, dan kelenjar yang berdasarkan bentuk selnya. Jaringan ikat atau penyambung merupakan laripsan mesoderm yang membentuk jaringan mesenkim pada perkembangan awal embrio. Jaringan ini berfungsi untuk mengikat dan menyambung jaringan-jaringan yang ada. Jaringan ini dibedakan menjadi tiga jenis, yakni jaringan ikat sejati, cair, dan penyokong.

Berikutnya adalah jaringan otot. Jaringan ini  dapat berkontraksi dan berelaksasi untuk melakukan suatu gerakan dan diperlukan banyak pembuluh darah kapiler. Macam-macam jaringan otot ada tiga, yakni otot polos, lurik, dan jantung. Yang terakhir adalah jaringan saraf. Jaringan ini tersebar luas di dalam tubuh terutama pada otak dan sumsum tulang belakang. Jaringan ini tersusun dari sel saraf (neuron) dan sel penyokong (neuroglia).

Jaringan merupakan kumpulan sel yang sama. oleh karena itu, penjelasan mengenai sel dapat kalian lihat pada esai saya yang sudah ada atau pada tautan berikut atau pada sumber saya yang ada di paling bawah esai ini.

Setelah kita mengetahui penjelasan singkat mengenai jaringan tumbuhan dan hewan, sekarang kita akan masuk pada masalah yang ada, yakni "Sejauh mana kamu setuju bahwa jaringan hewan lebih cepat beradaptasi daripada jaringan tumbuhan". Ada beberapa hal yang menjadi fokus saya untuk menentukan mana yang lebih cepat beradaptasi. Dalam hal ini, saya memegang bahwa individu merupakan susunan dari sitem organ, sistem organ dari susunan organ, organ tersusun dari jaringan, dan jaringan merupakan susunan dari sel. Jadi, apabila individu tidak dapat mempertahankan diri, bagaimana bisa yang kecil mempertahankan diri kalau mereka adalah satu kesatuan.

Sebelum kita lanjut, haruslah mengerti mengenai adaptasi. Adaptasi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pengertian ini menjadi dasar untuk melihat seberapa besar kemampuan untuk beradaptasi. Selain itu, ada 3 macam adaptasi, yakni adaptasi morfologi (bentuk), fisiologi (fungsi), dan tingkah laku. Adaptasi ini dilakukan oleh setiap mahluk hidup.

Pendapat saya yang pertama dan yang paling penting. Jika kita membayangkan ada hewan dan tumbuhan yang hidup di iklim tropis di bawa ke suatu tempat beriklim dingin. Apa yang muncul di benak kita? Keduanya pasti akan mudah mengalami kematian. Akan tetapi, tumbuhan cenderung lebih cepat mati daripada hewan. Hewan dapat bergerak untuk menghangatkan suhu tubuh, bergerak mencari makan, berenang, maupun menggali tanah sebagai tempat tinggal. 

Sedangkan tumbuhan tidak dapat berpindah tempat serta kandungan tanah dan suhu yang berbeda maupun dinding sel yang pilih-pilih, mempersulit mendapatkan nutrisi yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan tersebut. Saat mendapatkan tempat yang nyaman, jaringanpun ikut nyaman dan bisa beradaptasi. Sebagai contoh, ada daerah dataran tinggi yang bernama Bandungan di Jawa Tengah. Di sana terdapat banyak perkebunan yang dapat dijumpai. Apabila kita membeli tumbuhan di sana dan membawanya ke Semarang, tanaman tersebut akan menjadi layu karena perbedaan suhu yang relatif banyak berbedanya di antara kedua tempat tersebut. Hal ini menjadi patokan yang sederhana dan mudah bahwa jaringan hewan lebih bisa beradaptasi dibanding jaringan tumbuhan.

Kedua, jika kita melihat kembali mengenai sel terutama pada transportasinya, sel tumbuhan lebih sulit dibandingkan sel hewan karena adanya dinding sel. Akibat sifatnya yang "pilih-pilih" pada dinding sel, sel tumbuhan lebih sulit dalam hal transportasi. Pilih-pilih di sini adalah semi permeable atau tidak semua zat bisa menembus dinding sel. 

Oleh karena itu, bagaimana dia dapat beradaptasi dengan cepat apabila berada di tempat yang baru? Pasti akan lebih kesulitan dibandingkan hewan. Sehingga belum selesai beradaptasi, sel-sel pada tumbuhan sudah mulai mati akibat kurangnya terpenuhi kebutuhannya. Hewan tentunya akan berjalan-jalan melihat lingkungan yang ada dan mencari apa saja yang mereka dapat lakukan dan apa yang dapat mengancam kehidupan mereka. Dalam pembahasan yang pertama, jaringan hewan lebih adaptif dibandingkan jaringan tumbuhan.

Yang ketiga, masih berhubungan dengan sel. Dalam sel hewan, terdapat oganel yang bernama lisosom. organel tersebut memiliki fungsi fagosit atau menghancurkan sel yang sudah rusak ataupun sudah tidak berguna lagi sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki organel seperti ini. Hasilnya, saat jaringannya rusak atau tidak dibutuhkan di lingkungan tempat hewan tersebut berada, jaringan tersebut bisa dihilangkan dan bisa memberi ruang untuk jaringan lain yang bisa membantu dalam beradaptasi di lingkungan ia berada. Sedangkan, sel tumbuhan tidak memiliki organel yang dapat melakukan fagosit seperti pada sel hewan. Hal kedua ini, terlihat jaringan hewan lebih adaptif dibandingkan jaringan tumbuhan.

Yang terakhir, jika kita mengingat pelajaran biologi waktu SMP maupun SMA, kita diajarkan mengenai adaptasi. Adaptasi yang terbagi menjadi tiga, yaitu adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah laku bisa menjadi jendela kita untuk mengetahui lebih lanjut tentang masalah ini.

Adaptasi morfologi adalah adaptasi dengan adanya perubahan bentuk secara fisik. Contoh dari adaptasi morfologi adalah bentuk paruh burung yang beraneka ragam (burung kolibri untuk mengambil sari-sari bunga, burung pelikan yang memiliki kantong agar bisa menangkap ikan, dan masih banyak lagi), modifikasi daun (daun teratai yang lebar untuk penguapan, daun kaktus yang menjadi duri untuk memperlambat penguapan, dan seterusnya), dan lain- lain.

Adaptasi fisiologi adalah adaptasi dengan adanya perubahan fungsi. Contoh manusia berkeringat, jumlah sel darah merah orang daerah pegunungan lebih banyak untuk mengikat oksigen, siput berlendir, sapi yang dapat mencerna rumput, semak azalea yang mengeluarkan racun agar tidak dimakan, dan lain-lain.

Adaptasi tingkah laku adalah adaptasi dengan adanya perubahan tingkah laku. Contohnya beruang berhibernasi, bunglon melakukan mimikri, cicak melakukan autotomi, pohon jati menggugurkan daunnya, dan lain-lain.

Dari contoh yang sudah ada, kita dapat melihat bahwa adaptasi hewan lebih banyak daripada adaptasi tumbuhan. Jadi jaringan hewan lebih dapat beradaptasi ketimbang jaringan tumbuhan. Karena kumpulan jaringan akan membentuk suatu organ. Jika organ dapat melakukan adaptasi, maka jaringannyapun akan melakukan adaptasi.

Lalu, jika ada suatu pertanyaan mengenai hewan dan tumbuhan purba yang terkena meteor, mana yang lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan tersebut?

Maka jawabannya adalah dua duanya. Karena hewan insekta dapat bertahan dari seleksi alam, terdapat pula hewan purba di dasar laut seperti kloaka, komodo yang diduga sebagai evolusi hewan purba dan mungkin masih ada banyak lagi, serta tumbuhan yang bijinya tahan di tempat ekstrim maka akan tetap tumbuh. Gingko biloba merupakan salah satu tumbuhan yang bisa dikatakan sebagai tumbuhan purba. Hal ini dikarenakan sudah ada sejak jaman Jurrasic. Insekta dapat lolos dari seleksi alam karena rata-rata tubuhnya yang kecil dan memiliki tubuh yang kuat. Sebagai contoh adalah semut. Jika semut kita jatuhkan dari ketinggian 10 meter, semut tersebut masih bisa hidup kembali.

Kloaka (Grid.id)
Kloaka (Grid.id)
Komodo (National Geographic)
Komodo (National Geographic)
Sebagai contoh yang terakhir, dalam pengamatan saya saat memberikan pembasmi rumput liar yang ada di halaman rumah saya. Tanaman liar tersebut tidak beradaptasi dengan obat yang saya berikan. Sehingga setiap menyiram dengan takaran atau dosis yang sama, tanaman liar tersebut akan layu juga karena jaringannya rusak. Tetapi tidak pada nyamuk. Nyamuk yang sudah biasa dengan obat nyamuk, saat disemprot lama-lama akan beradaptasi dan tidak mempan saat disemprot lagi. Hasilnya perlu dibasmi dengan raket nyamuk atau obat semprot lainnya yang memiliki kandungan lebih keras atau berdosis tinggi.

Dari semuanya ini, dapat saya simpulkan bahwa hewan lebih mudah beradaptasi dibandingkan tumbuhan karena memiliki jaringan pembentuk organ yang dapat beradaptasi dengan lingkungan. Komponen jaringan yang tersusun sel pula seperti lisosom dan dinding sel ikut mempengaruhi jaringan tersebut dapat beradaptasi atau tidak. Iklim, suhu, cuaca, dan kondisi lingkungan juga ikut mempengaruhi kecepatan dalam adaptasi dari hewan maupun tumbuhan. Jika terlalu ekstrim maka akan kesulitan dalam melakukan adaptasi seperti halnya meteor pada jaman dahulu dan contoh tanaman yang dibawa ke tempat bersuhu yang berbeda.

Demikian esai yang saya buat. Semoga esai ini bermanfaat dan memberikan pengetahuan yang lebih. Terima kasih.

Sumber referensi :

-Diakses pada tanggal 4 September 2017

http://www.kompasiana.com/clodyahartanto/59a00446f11b8b181568df62/transportasi-sel-tumbuhan-vs-sel-hewan

http://www.kompasiana.com/rhezarahadiyan89/59a04470c05a1c1dad6c41b2/transportasi-sel-hewan-vs-sel-tumbuhan

http://www.kompasiana.com/kevinhendinata/599efd7e746503596c4ca6e2/ternyata-sel-tumbuhan-lebih-tahan-lama

http://www.kompasiana.com/yesayaselvix/59b542d0a013e40f8b26d273/transplantasi-menghantam-nyawamu

-Diakses pada tanggal 17 September 2017

http://byjus.com/biology/animal-tissue-vs-plant-tissue/

http://amrita.olabs.edu.in/?sub=79&brch=15&sim=131&cnt=1

http://sobowarnet.blogspot.co.id/2015/11/adaptasi-tumbuhan-dan-hewan.html

https://febti90.wordpress.com/ipa3-2/adaptasi-pada-hewan-dan-tumbuhan/

http://www.kompasiana.com/yesayaselvix/59b542d0a013e40f8b26d273/transplantasi-menghantam-nyawamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun