Jaringan merupakan kumpulan sel yang sama. oleh karena itu, penjelasan mengenai sel dapat kalian lihat pada esai saya yang sudah ada atau pada tautan berikut atau pada sumber saya yang ada di paling bawah esai ini.
Setelah kita mengetahui penjelasan singkat mengenai jaringan tumbuhan dan hewan, sekarang kita akan masuk pada masalah yang ada, yakni "Sejauh mana kamu setuju bahwa jaringan hewan lebih cepat beradaptasi daripada jaringan tumbuhan". Ada beberapa hal yang menjadi fokus saya untuk menentukan mana yang lebih cepat beradaptasi. Dalam hal ini, saya memegang bahwa individu merupakan susunan dari sitem organ, sistem organ dari susunan organ, organ tersusun dari jaringan, dan jaringan merupakan susunan dari sel. Jadi, apabila individu tidak dapat mempertahankan diri, bagaimana bisa yang kecil mempertahankan diri kalau mereka adalah satu kesatuan.
Sebelum kita lanjut, haruslah mengerti mengenai adaptasi. Adaptasi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pengertian ini menjadi dasar untuk melihat seberapa besar kemampuan untuk beradaptasi. Selain itu, ada 3 macam adaptasi, yakni adaptasi morfologi (bentuk), fisiologi (fungsi), dan tingkah laku. Adaptasi ini dilakukan oleh setiap mahluk hidup.
Pendapat saya yang pertama dan yang paling penting. Jika kita membayangkan ada hewan dan tumbuhan yang hidup di iklim tropis di bawa ke suatu tempat beriklim dingin. Apa yang muncul di benak kita? Keduanya pasti akan mudah mengalami kematian. Akan tetapi, tumbuhan cenderung lebih cepat mati daripada hewan. Hewan dapat bergerak untuk menghangatkan suhu tubuh, bergerak mencari makan, berenang, maupun menggali tanah sebagai tempat tinggal.Â
Sedangkan tumbuhan tidak dapat berpindah tempat serta kandungan tanah dan suhu yang berbeda maupun dinding sel yang pilih-pilih, mempersulit mendapatkan nutrisi yang mengakibatkan kematian pada tumbuhan tersebut. Saat mendapatkan tempat yang nyaman, jaringanpun ikut nyaman dan bisa beradaptasi. Sebagai contoh, ada daerah dataran tinggi yang bernama Bandungan di Jawa Tengah. Di sana terdapat banyak perkebunan yang dapat dijumpai. Apabila kita membeli tumbuhan di sana dan membawanya ke Semarang, tanaman tersebut akan menjadi layu karena perbedaan suhu yang relatif banyak berbedanya di antara kedua tempat tersebut. Hal ini menjadi patokan yang sederhana dan mudah bahwa jaringan hewan lebih bisa beradaptasi dibanding jaringan tumbuhan.
Kedua, jika kita melihat kembali mengenai sel terutama pada transportasinya, sel tumbuhan lebih sulit dibandingkan sel hewan karena adanya dinding sel. Akibat sifatnya yang "pilih-pilih" pada dinding sel, sel tumbuhan lebih sulit dalam hal transportasi. Pilih-pilih di sini adalah semi permeable atau tidak semua zat bisa menembus dinding sel.Â
Oleh karena itu, bagaimana dia dapat beradaptasi dengan cepat apabila berada di tempat yang baru? Pasti akan lebih kesulitan dibandingkan hewan. Sehingga belum selesai beradaptasi, sel-sel pada tumbuhan sudah mulai mati akibat kurangnya terpenuhi kebutuhannya. Hewan tentunya akan berjalan-jalan melihat lingkungan yang ada dan mencari apa saja yang mereka dapat lakukan dan apa yang dapat mengancam kehidupan mereka. Dalam pembahasan yang pertama, jaringan hewan lebih adaptif dibandingkan jaringan tumbuhan.
Yang ketiga, masih berhubungan dengan sel. Dalam sel hewan, terdapat oganel yang bernama lisosom. organel tersebut memiliki fungsi fagosit atau menghancurkan sel yang sudah rusak ataupun sudah tidak berguna lagi sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki organel seperti ini. Hasilnya, saat jaringannya rusak atau tidak dibutuhkan di lingkungan tempat hewan tersebut berada, jaringan tersebut bisa dihilangkan dan bisa memberi ruang untuk jaringan lain yang bisa membantu dalam beradaptasi di lingkungan ia berada. Sedangkan, sel tumbuhan tidak memiliki organel yang dapat melakukan fagosit seperti pada sel hewan. Hal kedua ini, terlihat jaringan hewan lebih adaptif dibandingkan jaringan tumbuhan.
Yang terakhir, jika kita mengingat pelajaran biologi waktu SMP maupun SMA, kita diajarkan mengenai adaptasi. Adaptasi yang terbagi menjadi tiga, yaitu adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah laku bisa menjadi jendela kita untuk mengetahui lebih lanjut tentang masalah ini.
Adaptasi morfologi adalah adaptasi dengan adanya perubahan bentuk secara fisik. Contoh dari adaptasi morfologi adalah bentuk paruh burung yang beraneka ragam (burung kolibri untuk mengambil sari-sari bunga, burung pelikan yang memiliki kantong agar bisa menangkap ikan, dan masih banyak lagi), modifikasi daun (daun teratai yang lebar untuk penguapan, daun kaktus yang menjadi duri untuk memperlambat penguapan, dan seterusnya), dan lain- lain.
Adaptasi fisiologi adalah adaptasi dengan adanya perubahan fungsi. Contoh manusia berkeringat, jumlah sel darah merah orang daerah pegunungan lebih banyak untuk mengikat oksigen, siput berlendir, sapi yang dapat mencerna rumput, semak azalea yang mengeluarkan racun agar tidak dimakan, dan lain-lain.