Spodoptera litura berwarna hijau tua kecokelatan dengan totol-totol hitam di setiap ruas buku badannya, berukuran 15-25 mm. Spodoptera exigua berukuran sama dengan S. litura, tetapi warna tubuhnya hijau sampai hijau muda tanpa totol-totol hitam pada ruas buku badannya. Kesamaan keduanya adalah terdapatnya garis hitam seperti kalung di bagian depan badannya. Pada umumnya lebih banyak dijumpai pada musim kemarau yang panas daripada pada musim hujan.Â
Serangan dilakukan lebih sering pada malam hari daripada pagi hari. Pada siang hari biasanya berlindung di balik daun atau di sela-sela pucuk tunas. Kedua jenis ulat ini menyerang tanaman dengan cara memakan daun hingga menyebabkan daun berlubang-lubang terutama pada daun muda, memakan kulit tangkai daun dan batang muda yang masih sukulen, dan memakan daging buah muda.
Saran antisipasi untuk menghindarinya antara lain tidak menanam sayuran berdekatan dengan tanaman sayuran lain yang lebih tua yang terserang parah oleh ulat tersebut, dan rutin melakukan penyiraman air pada penanaman di musim kemarau.
Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella)
Ulat kecil berwarna hijau muda, berukuran panjang tubuh 7-10 mm. Perilaku ulat ini berkoloni (suka bergerombol) pada saat menyerang tanaman. Sering dijumpai semacam jaring di sekitar koloninya Populasinya lebih banyak pada musim kemarau panas daripada pada musim hujan. Banyak menyerang tanaman kubis-kubisan (kubis, sawi putih, brokoli, kembang kol, dan lain-lain) dan sawi-sawian (caisim, pokchoy, dan lain-lain). Lebih menyukai pucuk tanaman dan bunga, sehingga menyebabkan daun muda pucuk tanaman dan bunga berlubang-lubang. Jika serangan sudah sampai ke titik tumbuh tunas, akan sangat mengganggu pertumbuhan tunas dan proses pembentukan bunga maupun krop. Karena lokasi koloninya di lipatan pucuk tunas tanaman, maka serangan dilakukan sepanjang hari, baik siang maupun malam hari.
Saran antisipasi untuk menghindarinya sama dengan untuk ulat grayak, yaitu antara lain tidak menanam sayuran berdekatan dengan sayuran lain yang lebih tua yang ada indikasi serangan parah hama ini, dan rutin melakukan penyiraman air pada penanaman di musim kemarau.
Ulat Penggerek Polong (Maruca testualis, Etialla zinckenella)
Ulat muda berwarna hijau. Berangsur-angsur akan berubah coklat kehitaman seiring bertambahnya usia. Berukuran 10-25 mm. Menyerang polong muda dengan cara melubangi kulit polong, kemudian memakan daging buah dan biji-biji muda yang terdapat di dalamnya. Serangannya mudah dicirikan, karena selain terdapat lubang kecokelatan pada polongnya juga terdapat tumpukan kotorannya di sekitar lubang tersebut. Jumlah populasinya lebih banyak pada musim kemarau panas daripada pada musim hujan. Banyak menyerang tanaman kacang-kacangan (kacang panjang, buncis, kapri, dan lain-lain).
Saran antisipasi untuk menghindarinya antara lain tidak menanam sayuran kacang-kacangan berdekatan dengan sayuran kacang-kacangan lain yang lebih tua yang terserang parah oleh hama ini, melakukan pengurangan daun jika terlalu rimbun, dan rutin melakukan penyiraman air pada penanaman musim kemarau.
Ulat Penggulung Daun (Lamprosema indicata)
Ulat berwarna hijau muda, yang berukuran 15-25 mm. Menyukai tanaman berdaun lebar dan tipis, diantaranya kacang-kacangan (kacang panjang, buncis, kapri), paria, oyong, terong, dan lain-lain. Populasinya lebih banyak pada musim kemarau panas daripada pada musim hujan. Ulat ini suka memakan daun muda. Mempunyai perilaku yang khas, yaitu menggulungkan daun untuk menyembunyikan badannya pada saat proses metamorfosis dari ulat menjadi kepompong.