Mohon tunggu...
Yudi Irawan
Yudi Irawan Mohon Tunggu... Administrasi - Bukan Seorang Penulis

Seseorang yang baru saja belajar menulis di usia senja :-)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan 42 Hari Seorang Haji Mandiri (Madinah dan Mekkah Hari 9)

16 September 2019   16:02 Diperbarui: 16 September 2019   18:39 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selesai pengarahan, kami semua mulai membenahi barang bawaan kami semua didalam kamar sambil menunggu jam 23:00 untuk nantinya berangkat bersama-sama menuju Masjidil Haram untuk melakukan Thowaf Qudum sebagai syarat umroh.

Sekedar informasi, hotel yang kami tempati ini cukup bagus, dimana didalamnya berisi 4 orang. Saya sendiri menempati kamar 209 bersama dengan Ketua Regu kami, Hendar, Pak Andi dan Pak Yudhi Yana (teman sekamar ketika di Madinah). Didalam kamar terdapat kulkas kecil dan kompor listrik. Kondisinya menurut saya lebih baik jika dibandingkan dengan hotel yang kami tempat di Madinah. Alhamdulillah...

Informasi lainnya, di hotel ini terdapat tempat sholat yang cukup luas. Lokasinya berada disalah satu lantai yang memang dikhususkan untuk menjadi tempat sholat (maksudnya dilantai itu tidak ada kamar untuk jamaah). Lalu hotel juga menyediakan kurang lebih 15 mesin cuci plus pengeringnya serta tempat jemur pakaian yang berada di rooftop hotel.

dokpri
dokpri
Tepat jam 23.00, kami satu rombongan berangkat menuju Masjidil Haram dengan menumpang bus sholawat bernomor 11. Secara bergantian, Hanung dan Ketua Regu (Didik, Hendar, Pak Imam dan Pak Lukman) memimpin talbiyah yang diikuti oleh seluruh penumpang yang ada didalam bus. 

Perjalanan memakan waktu 15 menit untuk kemudian tiba di Terminal Ajyad. Lalu kami berjalan kurang lebih 350 meter untuk sampai di depan Zam Zam Tower. Hanung lagi-lagi memberikan briefing berkenaan dengan proses umroh yang sebentar lagi akan kami jalani. Dan akhirnya, dengan dipimpin Hanung di depan (menggunakan tongkat atau tracking pole yang sudah dibawanya), perlahan-lahan kami masuk ke Masjidil Haram.

Masjidil Haram dan Ka'bah

Allahu Akbar, Subhanallah, Walhamdulillah... seumur hidup saya, akhirnya saya bisa melihat secara langsung bangunan suci rumah Allah ini langsung dari dekat. Tidak terasa dan tidak dapat saya bendung jatuhnya air mata ini karena bahagia dan haru. Hanya karena kebesaran dan kehendakMu ya Allah, hamba bisa berada disini..

dokpri
dokpri
Perlu juga diingat mengenai pintu. Dari pintu mana kita masuk, dan di pintu mana kita akan berkumpul? Soalnya kejadian dirombongan kami dimana Pak Rojak sempat menghilang sehingga perlu dicari. Beliau pamit buang air kecil tapi tidak kembali sampai waktu yang ditentukan. Jadilah kami berbagi tugas untuk mencari beliau. Alhamdulillah ketemu juga, hehehe... 😊.  

Proses umroh yang kami jalani hanya thowaf dan sa'i. Dan rangkaian ibadah ini akhirnya selesai kami lakukan sekitar jam 2 pagi. Namun kami semua tidak ada yang langsung pulang ke hotel, melainkan menunggu datangnya waktu sholat subuh. Tapi kejadian tersesat terjadi lagi ketika ketika kita hendak pulang. Giliran Pak Sofinaldi, Pak Nawar, Pak Faried dan satu orang lagi saya lupa, yang kali ini tidak kembali ke tempat dan waktu yang sudah ditentukan setelah pamit buang air kecil. Dan kami kembali berbagi tugas untuk saling mencari. Alhamdulillah, mereka bisa kita pertemukan lagi dengan rombongan 😊.

Oh ya, sebelum pulang, sebagian dari kami (Hanung dan Suprapto) menyempatkan diri untuk mencukur habis rambutnya (tahallul) di barber shop yang banyak terdapat dibawah Zam-Zam Tower. Harganya SAR 20. Dan kalau nanti pembaca ingin tahallul disana juga, jangan lupa meminta pisau cukur yang baru ya, jangan yang bekas orang.

Alhamdulillah... satu tahap sudah kami lewati. Semoga Allah ridho dan menerima ibadah kami ini, Aamiin Allahumma Aamiin...

Catatan dan tips: 

  1. Umroh quddum secara rombongan memang lebih baik dilakukan tengah malam karena relatif lebih sepi.
  2. Jangan lupa rombongan membawa tanda yang bisa dilihat atau dikenali oleh setiap anggota rombongan. Khususnya ketika nanti melakukan thowat, karena potensi pecah rombongan pasti ada. Tanda ini yang nanti akan bisa mendekatkan kita kembali kedalam rombongan
  3. Tetap membawa plastik untuk tempat sendal, dan upayakan jangan menggunakan tas yang besar.
  4. Bawa gunting sendiri untuk tahallul. Minta teman kita untuk memotong rambut kita. Jangan pernah menerima tawaran dari orang yang tidak kita kenal yang menawarkan guntingya, atau kita akan diminta uang sebagai ganti peminjaman gunting tersebut.
  5. Siapkan pakaian ganti, setidaknya celana dalam bagi Ikhwan untuk nanti dipakai setelah proses umroh wajib selesai dilakukan
  6. Cari dan tentukan satu tempat untuk bertemu jika sewaktu-waktu harus keluar dari rombongan agar tidak tersesat kemana-mana (bagi yang baru pertama kali ke Masjidil Haram)
  7. Jika ingin tahallul di barber shop, jangan lupa minta pisau cukur yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun