Boris Johnson yang mulai menjabat pada bulan Juli akan mengeluarkan Inggris dari blok tersebut pada tenggat waktu itu, dengan atau tanpa kesepakatan 31 Januari 2020 Â Â
Masalah Brexit masih tetap muncul, juga di pemerintahan PM Inggris Rishi Sunak Â
Menurut data perhitungan ekonom dan kantor berita Bloomber Brexit merugikan ekonomi Inggris sekitar £ 100 miliar per tahun.
Karena Inggris  meninggalkan UE, investasi berada di bawah tekanan dan bisnis Inggris menghadapi kekurangan staf lebih lanjut.
Menurut ekonom Ana Andrade dan Dan Hanson, ekonomi Inggris menjadi 4% lebih kecil daripada tanpa Brexit.Â
Hanson dan Andrade memperkirakan bahwa jika Inggris tetap berada di UE, Inggris akan memiliki sekitar 370.000 lebih banyak pekerja dari negara anggota UE lainnya daripada saat ini.Â
Menurut mereka, kekurangan ini hanya dapat dikompensasi sebagian dengan kedatangan migran ekstra-UE.
Para ekonom membantah klaim Menteri Keuangan Jeremy Hunt bahwa Brexit baru saja mulai membuahkan hasil bagi ekonomi Inggris. Dia menggambarkan rilis awal pekan ini sebagai "peluang besar".
Dengan memutuskan hubungan dengan UE, Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan Inggris dapat menciptakan surga bebas untuk meningkatkan perdagangan dan mereformasi aturan layanan keuangan untuk menguntungkan bank-bank Kota London.
Apakah begitu, masih menjadi perdebatan hangat di negara itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H