Tampaknya perjalanan Presiden Ukraina ke AS telah dipersiapkan cukup matang oleh AS.
Zelensky berangkat dengan pesawat Boeing C-40B milik Angkatan Udara AS ke Joint Base Andrews di Maryland. Pengawalannya cukup ketat karena dia adalah target Rusia untuk dihentikan.
Segera setelah pesawat Angkatan Udara AS yang membawa Zelensky memasuki wilayah udara Laut Utara, pesawat tempur F-15 lepas landas dari Inggris untuk mengawal.
Laut Utara sering dipatroli oleh kapal selam Rusia, yang bisa melepaskan rudal. Jadi jet tempur F-15E Strike Eagle Angkatan Udara AS dari pangkalan di Mildenhall, Suffolk, Inggris diberangkatkan ke daerah tersebut dengan kekuatan penuh.
Sebuah pesawat peringatan dini (AWACS) juga dikerahkan dari pangkalan di Geilenkirchen, Jerman, terbang mengelilingi laut ini untuk pengamanan.
Zelensky akhirnya tiba di Washington pada sore hari tanggal 21 Desember 2022.
Ia disambut Presiden Joe Biden di Gedung Putih dan dijadwalkan berpidato di hadapan Kongres AS.
Sesuai rencana, Zelensky berpidato di Kongres AS digambarkan sebagai momen bersejarah yang diterima di tanah airnya dengan semangat.
Pidato Zelensky memicu banyak harapan dan kebanggaan rakyat Ukraina. Pidato di depan kongres AS merupakan kesempatan langka yang digunakan Zelensky untuk berterima kasih kepada AS.
" Ukraina belum runtuh. Ukraina hidup dan berkembang," kata Presiden Ukraina kepada kedua majelis Kongres yang disambut tepuk tangan dari anggota parlemen.
Zelensky mendapat perlakuan spesial di Amerika Serikat dalam simpati meminta senjata dan bantuan untuk perangnya.
Pidato itu disambut kemarahan Rusia. Perjalanan Presiden Zelensky mendapat reaksi sengit dari Kremlin.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa baik Presiden Joe Biden maupun Zelensky tidak menunjukkan "kesediaan untuk mendengarkan Rusia".
Moskow lalu memperingatkan bahwa pasokan sistem rudal Patriot AS ke Ukraina akan memperpanjang "penderitaan" rakyat Ukraina.
AS "mempersiapkan konfrontasi panjang dengan Rusia," kata Peskov.
Namun, di Ukraina, orang tidak bisa menyembunyikan emosi dan kegembiraan mereka.
Beberapa orang Ukraina mengatakan" senang melihat anggota parlemen AS memberikan sambutan hangat kepada Zelensky.
"Teman-teman, semuanya akan baik-baik saja, Ukraina akan baik-baik saja, kami akan diberikan segalanya, kami akan dibantu," tulis Valeriy Tryhub, seorang pelatih ski di Kiev, di Facebook. "Ini adalah peristiwa bersejarah."
"Saya tidak pernah membayangkan Presiden Ukraina akan berpidato di depan Kongres AS," tulis penulis Tetiana Bisyk di Twitter pada 22 Desember. "Saya sangat bangga menjadi orang Ukraina," ujarnya.
Mariya Hrachova, direktur pemasaran di Kyiv, mengatakan dia selalu merasakan empati atas pidato Presiden Zelensky dan sentimen ini tetap sama dengan pesannya di tanah Amerika.
"Ketika dia berpidato di DPR, mengenakan kemeja biasa berwarna lumut, tanpa rompi, Presiden Zelensky adalah dirinya sendiri," komentarnya.
"Dia mengatakan apa yang dia inginkan, apa yang perlu dikatakan."
Menurut Hrachova, cara orang Amerika menyambut Presiden Zelensky juga luar biasa. Dia mengatakan AS akan membantu "mengembalikan lebih banyak senjata dan bantuan ratusan juta dolar", yang sangat dibutuhkan Ukraina."
Tetyana Vasylivna, seorang penjual buah di Kiev berpendapat,
“Kunjungan ini akan membuat konflik lebih cepat berakhir. Saya benar-benar menangis melihat Presiden menerima sambutan yang hangat," ujarnya lagi.
"Dia melakukan pekerjaan yang sangat baik, dalam pesan maupun keinginan, menyoroti semua poin penting dan meminta lebih banyak senjata," kata Kuzmenko.
Analis politik Artur Bilous mengatakan "belum pernah seorang presiden Ukraina disambut seperti itu" di Washington, tetapi perjalanan Zelensky hanya akan dianggap sukses jika membantu mempercepat proses penyediaan senjata,"katanya.
“Hal yang paling ditunggu adalah seberapa cepat bantuan militer akan dikirimkan, pertama-tama sistem pertahanan udara Patriot,” tulisnya.
Oleksandr Solonko, seorang tentara Ukraina yang saat ini ditempatkan di dekat kota Bakhmut, percaya kunjungan itu sendiri merupakan sinyal yang sangat positif.
"Kami, militer, sedang melakukan tugas kami dan berharap pemerintah akan membuat kemajuan dalam upayanya untuk membawa pulang senjata yang diperlukan."
Presiden Volodymyr Zelensky kembali ke Ukraina pada 22 Desember setelah berkunjung ke Washington.
Ia menyelesaikan perjalanan luar negeri pertamanya sejak pecahnya perang Ukraina.
Damai yang menjauh, Zelensky makin percaya diri dan tidak siap damai dengan Rusia. Targetnya terlalu besar ingin kembali merebut Krimea dari Rusia.
Zelensky kembali untuk mempersiapkan perang yang entah kapan selesai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H