Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Nature

Gempa dan Persiapan Menghadapinya

23 November 2022   15:44 Diperbarui: 23 November 2022   15:50 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahkan anak sekolah dasar di Jepang tahu persis apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa Sumber: AFP 

Gempa Cianjur getaran kuat di Jakarta Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sembunyi di bawah meja salah satu anggota DPR ketawa cengengesan.

Banyak anak sekolah terdampak atau kena gempa di Cianjur Jabar 21 Nopember lalu. Save the Children Indonesia mengatakan 51 institusi pendidikan  termasuk 30 sekolah dasar, 12 SMP, satu SMA, lima sekolah kejuruan dan satu sekolah luar biasa di lokasi gempa.

Tidak diketahui, bagaimana keadaan sekolah ketika gempa terjadi dan berapa anak yang korban ketika gempa terjadi.

Reaksi  anak anak ketika gempa pastinya adalah terkejut, panik dan  lari keluar sekolah mungkin  juga guru dan pegawai sekolah.

Di Jepang, anak-anak sudah bersiap menghadapi gempa bumi.
Persiapan sudah dimulai sejak ditaman kanak-kanak.
Mereka belajar untuk tidak  buru buru keluar gedung jika terjadi gempa bumi.

Mereka sebaliknya mencari perlindungan di bawah meja dan melindungi kepala.

Kadang-kadang, ratusan ribu orang berkumpul untuk latihan gempa besar yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan daerah Jepang.

 Disekolah Guru akan berteriak  kalau terjadi gempa.
"Semua di bawah meja cepat," itu adalah aba aba guru sebelum dinyatakan aman untuk keluar dari kelas.

Prinsip yang dikenalkan kepada anak anak sekolah dasar dan menengah adalah 'OKASHIMO'

Setelah goncangan berakhir, anak anak keluar tanpa panik.
Mereka serempak mempraktekan
 “O" artinya osanai (jangan dorong), KA atau kakenai (jangan lari), SHI , shaberanai (jangan bicara) dan terakhir MO, modoranai (jangan berbalik)”.Jika keluar dan panik, bangunan  bisa runtuh , atau dinding luar dan kaca jendela bisa pecah dan jatuh.

Kalau gempa terjadi , handphone mungkin  terganggu  Internet bisa saja  tidak tersedia atau sulit untuk tersambung. Di pinggiran kota, jalan bisa  terganggu oleh tanah longsor .

Kalau terjadi gempa dengan goncangan, jangan panik . Pertama tama amankan keselamatan diri sendiri terlebih dahulu.
 
Lindungi kepala dan bersembunyi di bawah meja yang kokoh. Jangan terburu-buru keluar, Bagi yang sempat keluar  buka pintu lebar lebar  untuk mengamankan rute pelarian

Jika berada di fasilitas dengan banyak orang ikuti instruksi staf dan karyawan tanpa panik.
Jangan masuk lift untuk turun, tapi
ketika berada di dalam lift, berhentilah di lantai terdekat dan segera keluar.

Jauhi gedung, perhatikan dinding yang jatuh, papan nama, kaca jendela yang pecah dan sebagainya.

Di dekat gunung atau tebing, hati-hati terhadap batu yang berjatuhan dan tanah longsor.
Saat naik kereta atau kendaraan,
pegang tali dengan kuat.

Jika sedang mengendarai  mobil  jangan buru-buru memutar setir atau mengerem secara tiba-tiba, tetapi pelan-pelan saja untuk berhenti. Nyalakan lampu hazard untuk memperingatkan kendaraan lain  dan berhenti di sisi kiri jalan.

Ketika gempa bumi melanda kota besar. Di tempat-tempat ramai seperti di sekitar stasiun kereta api, orang lebih mudah jatuh secara berkelompok

 Jakarta memang jauh dari Cianjur, tapi siapa tahu karena gerakannya yang kuat kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang kebetulan ada di gedung DPR  segera
bersembunyi di bawah meja ketika gempa terjadi. 

Salah satu anggota DPR di rapat dengar pendapat (RDP)   tertawa cengengesan.

Sebagai orang yang tahu cara menyelamatkan diri, kepala BMKG memberi petunjuk.
"Mohon maaf, kalau ada gempa sembunyi di bawah meja," kata Dwikorita.

Agaknya teory penyelamatan diri seperti yang dilakukan di Jepang itu belum dihayati sepenuhnya oleh masyarakat.

Sampai sampai Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad  sang anggota Roberth Rouw introspeksi diri yang mentertawakan dipertimbangkan perlu atau tidaknya Roberth dijatuhi sanksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun