Gempa Cianjur getaran kuat di Jakarta Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sembunyi di bawah meja salah satu anggota DPR ketawa cengengesan.
Banyak anak sekolah terdampak atau kena gempa di Cianjur Jabar 21 Nopember lalu. Save the Children Indonesia mengatakan 51 institusi pendidikan termasuk 30 sekolah dasar, 12 SMP, satu SMA, lima sekolah kejuruan dan satu sekolah luar biasa di lokasi gempa.
Tidak diketahui, bagaimana keadaan sekolah ketika gempa terjadi dan berapa anak yang korban ketika gempa terjadi.
Reaksi anak anak ketika gempa pastinya adalah terkejut, panik dan lari keluar sekolah mungkin juga guru dan pegawai sekolah.
Di Jepang, anak-anak sudah bersiap menghadapi gempa bumi.
Persiapan sudah dimulai sejak ditaman kanak-kanak.
Mereka belajar untuk tidak buru buru keluar gedung jika terjadi gempa bumi.
Mereka sebaliknya mencari perlindungan di bawah meja dan melindungi kepala.
Kadang-kadang, ratusan ribu orang berkumpul untuk latihan gempa besar yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan daerah Jepang.
Disekolah Guru akan berteriak kalau terjadi gempa.
"Semua di bawah meja cepat," itu adalah aba aba guru sebelum dinyatakan aman untuk keluar dari kelas.
Prinsip yang dikenalkan kepada anak anak sekolah dasar dan menengah adalah 'OKASHIMO'
Setelah goncangan berakhir, anak anak keluar tanpa panik.
Mereka serempak mempraktekan
“O" artinya osanai (jangan dorong), KA atau kakenai (jangan lari), SHI , shaberanai (jangan bicara) dan terakhir MO, modoranai (jangan berbalik)”.Jika keluar dan panik, bangunan bisa runtuh , atau dinding luar dan kaca jendela bisa pecah dan jatuh.
Kalau gempa terjadi , handphone mungkin terganggu Internet bisa saja tidak tersedia atau sulit untuk tersambung. Di pinggiran kota, jalan bisa terganggu oleh tanah longsor .
Kalau terjadi gempa dengan goncangan, jangan panik . Pertama tama amankan keselamatan diri sendiri terlebih dahulu.
Lindungi kepala dan bersembunyi di bawah meja yang kokoh. Jangan terburu-buru keluar, Bagi yang sempat keluar buka pintu lebar lebar untuk mengamankan rute pelarian
Jika berada di fasilitas dengan banyak orang ikuti instruksi staf dan karyawan tanpa panik.
Jangan masuk lift untuk turun, tapi
ketika berada di dalam lift, berhentilah di lantai terdekat dan segera keluar.
Jauhi gedung, perhatikan dinding yang jatuh, papan nama, kaca jendela yang pecah dan sebagainya.
Di dekat gunung atau tebing, hati-hati terhadap batu yang berjatuhan dan tanah longsor.
Saat naik kereta atau kendaraan,
pegang tali dengan kuat.
Jika sedang mengendarai mobil jangan buru-buru memutar setir atau mengerem secara tiba-tiba, tetapi pelan-pelan saja untuk berhenti. Nyalakan lampu hazard untuk memperingatkan kendaraan lain dan berhenti di sisi kiri jalan.
Ketika gempa bumi melanda kota besar. Di tempat-tempat ramai seperti di sekitar stasiun kereta api, orang lebih mudah jatuh secara berkelompok
Jakarta memang jauh dari Cianjur, tapi siapa tahu karena gerakannya yang kuat kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang kebetulan ada di gedung DPR segera
bersembunyi di bawah meja ketika gempa terjadi.
Salah satu anggota DPR di rapat dengar pendapat (RDP) tertawa cengengesan.
Sebagai orang yang tahu cara menyelamatkan diri, kepala BMKG memberi petunjuk.
"Mohon maaf, kalau ada gempa sembunyi di bawah meja," kata Dwikorita.
Agaknya teory penyelamatan diri seperti yang dilakukan di Jepang itu belum dihayati sepenuhnya oleh masyarakat.
Sampai sampai Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad sang anggota Roberth Rouw introspeksi diri yang mentertawakan dipertimbangkan perlu atau tidaknya Roberth dijatuhi sanksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H