Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

P Ramle Tidak Disuka ketika Hidup, Dikenang Sewaktu Meninggal

22 Oktober 2022   16:05 Diperbarui: 22 Oktober 2022   16:12 2516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Almarhum P. Ramlee mengendarai sepeda motor di depan sebuah rumah di Macalister Road. -Foto  ; 'Sekilas Penang Tua./wongkimchai.com


Mungkin aneh jika kita melihat kehidupan P.Ramle yang saat ini dipuja di Malaysia.

P. Ramle adalah  aktor, sutradara, produser, penyanyi, penulis lagu dan komposer, melakukan banyak hal sepanjang kariernya.

Dia menyumbangkan karyanya pada lebih 60 film dan menggubah 250 lagu.Kelebihannya adalah Ramlee dapat menyampaikan cerita dengan baik sekali, mampu mewakili masa itu."

Saat ini, sumbangannya dihormati banyak orang Malaysia. Museum, aula, gedung dan bahkan jalan di ibu kota Kuala Lumpur menggunakan namanya.

Beberapa tahun lalu, untuk memeriahkan perayaan Hari Kemerdekaan dan Malaysia , TGV Cinemas  menayangkan lima film ikon kekayaan nasional Malaysia,-- Anakku Sazali , Nujum Pak Belalang , Labu Labi , Ibu Mertuaku sebagai penghormatan kepada seniman besar asal Aceh itu.

P. Ramlee,  lahir pada 22 Maret 1929 di Penang putra seorang pelaut Aceh, Teuku Nyak Puteh.

Tahun 1947 ia memenangkan juara pertama dalam kompetisi lagu yang diselenggarakan oleh Radio Penang. Lalu  memenangkan kompetisi menyanyi di Singapura.

Dia memiliki kesempatan untuk berakting dalam film yang akan difilmkan di Singapura, setelah memenangkan kontes tersebut.

Namun sayangnya, terlepas dari kontribusinya yang luar biasa pada seni Malaysia, ia dijauhi oleh publik sampai menjelang akhir hayatnya.

Di awal tahun 1970-an, saat 'Malam Tiga Ramli'  penampil 3 nama Ramli adalah P. Ramlee, A. Ramlie, dan L. Ramli, di Stadium Chin Woo, KL, P. Ramlee mendapat sambutan terburuk .

Menurut penyanyi pop Malaysia Jamal Abdillah, yang hadir di acara tersebut "P. Ramlee muncul di atas panggung, dia dicemooh dan tidak dihormati. " penjelasan Jamal Abdillah, dalam wawancara dengan mStar Online .

Media  yang diduga dipicu oleh pihak-pihak yang cemburu kepadanya di industri ini terus membantainya dalam berita yang menurunkan pamornya.

Mimpinya untuk menyutradarai film berwarna Melayu pertama kali ditolak. PERFIMA perusahaan film Malaysia  memilih co-foundernya Jins Shamsuddin, yang mereka yakini lebih  dengan keterampilan yang diperlukan. Jins Syamsuddin yang saat itu baru pulang dari sekolah film di London.

"Orang-orang tidak lagi peduli dengan saya, karir saya, tidak ada yang menyukai saya.  Saya ingin film-film Melayu menjadi lebih baik, seperti di luar negeri, tapi tidak bisa, saya kecewa." Kata P. Ramlee, seperti dikutip oleh saudara iparnya Mariani dalam sebuah wawancara dengan History Channel.

P.Ramle ternyata lebih terkenal di luar negeri daripada di tanah airnya sendiri ketika hidup termasuk Indonesia.

Banyak penghargaan yang dia menangkan,penghargaan itu  dari festival film di Tokyo, Manila, Hong Kong, dan Berlin.

Ketika filmnya Laksamana Do Re Mi dinominasikan pada Festival Film Asia Pasifik 1973 di Singapura, Ramlee ditanggapi dingin oleh artis Malaysia

Di acara   bintang-bintang asing yang mengantri untuk menemuinya bahkan Bing Slamet penyanyi dan aktor Indonesia mencarinya untuk bertemu dan berbicara.

P. Ramlee meninggal pada tanggal 29 Mei 1973, pada usia 44 tahun karena serangan jantung.

Buku  autobiografi yang ditulis putranya  kisah hidup P.Ramlee  berjudul
Buku  autobiografi yang ditulis putranya  kisah hidup P.Ramlee  berjudul "Bapaku P. Ramlee" foto via cilisos.my
Setelah kematiannya Saloma istrunya tidak mampu membayar pemakamannya, dan keluarganya  tidak punya cukup uang sehingga putranya Nasir harus membuka warung nasi lemak dan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan. 

"Nasir, ini saja yang saya punya (RM40), saya ambil RM20 dan kamu ambil RM20, jangan marah, saya benar-benar tidak punya uang," kata Saloma kepada Nasir, seperti dikutip dari autobiografi Nasir 'Bapaku P. Ramlee'

Tahun 1983 pemerintah pulau Penang baru mulai menghargainya dan menganggapnya tepat untuk menamai jalan tempat tinggalnya dengan jalan P.Ramle.

Kini di Malaysia filmnya di buat di Singapura dan Kuala Lumpur, didokumentasikan dengan baik.

Film  komedi-komedinya seperti serial Do-Re-Mi dan Bujang Lapok  menarik bagi semua orang.  Dia adalah seniman besar dinegara tersebut, orang Malaysia bangga kepadanya. 

Itulah P.Ramle kisah hidup dan perjalanan kariernya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun