Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Benarkah Air Mineral Kemasan Lebih Baik dari Air Sumur atau Kran?

24 September 2022   11:22 Diperbarui: 24 September 2022   11:35 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Air botolan dan air mineral| Foto: via intisari. 

"Adalah salah untuk berasumsi bahwa air kemasan lebih bersih, lebih sehat, atau lebih aman daripada air ledeng," kata Presiden Pacific Institute Peter Gleick kepada Business Insider.

Begitu juga, dengan keramahan lingkungan dari bisnis pembotolan air. Keyakinan umum bahwa air kemasan lebih unggul dalam segala hal untuk air ledeng adalah hasil dari iklan skala besar dan kampanye.

Perusahaan terbesar secara teratur menjalankan kampanye iklan yang secara langsung atau tidak langsung mengkritik kualitas air keran atau sumber air lainnya.

Pada awal tahun 2000-an, Nestle Waters memperoleh hak untuk mengambil air dari sumber di Michigan selama 99 tahun. Perusahaan membayar $70.000.  Sekarang dia menghasilkan $ 1,8 juta sehari dari air minum kemasan.

Bagaimana dengan kasus di Indonesia? Sepertinya saat ini ada polemik penggunaan air  kemasan. 

Air minum kemasan galon terkontaminasi kandungan Bisphenol-A (BPA) 

Mengutip dari riset yang dilakukan KOMPAS.ID tentang informasi air minum kemasan galon terkontaminasi kandungan Bisphenol-A (BPA) menimbulkan kekhawatiran.

Jadi kita harus lebih berhati hati dengan  air minum kemasan. Diperlukan pengawasan yang lebih baik dari pemerintah. Tulisan ini tentu berstandar air kran di negara maju dimana airnya bisa langsung diminum. Standar air leding di Indonesia masih memprihatinkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun