Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bjorka, Eksistensi Dunia Maya si Peretas

15 September 2022   09:03 Diperbarui: 15 September 2022   10:44 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Foto: Bjorka (Tangkapan Layar via Twitter @bjorkanisme) via CNBC

Bjorka sukses untuk populer juga dikutip oleh berita online coutrietinternational diluar negeri. 

Mengenai Bjorka media tersebut mengatakan Bjorka  adakah hacker yang secara terang-terangan menantang pemerintah Indonesia. 

Sudah lebih dari sebulan, seorang peretas telah mengejek pemerintah Indonesia atas ketidakmampuannya menghentikan kebocoran data besar-besaran yang berhasil dicurinya.

 Banyak juga orang Indonesia melihatnya sebagai pahlawan dan yang lainnya menganggap dia ada dalam  oposisi.( melawan pemerintah)

"Apa yang dilakukan Bjorka bukanlah peretasan biasa," analis data seseorang kepada media di Jakarta.

Bjorka adalah nama samaran dari seorang hacker yang  mengklaim telah mencuri jutaan dokumen dari perusahaan dan lembaga publik.

Termasuk juga  data yang sangat pribadi dari Presiden Joko Widodo dan para menterinya,

 Indonesia telah lama "diperintah secara sewenang-wenang dan tanpa perlawanan, sebut media. 


Apakah pemerintah khawatir? seharusnya demikian 

Jika di Indonesia populer Bjorka, seperti China yang  saat ini juga diretas oleh siperetas yang menyebut dirinya "ChinaDan"

Mungkin saja kasusnya hampir sama, namun tidak menantang seperti Bjorka. 

Chinadans mengklaim telah mencuri informasi data pribadi 1 miliar warga China.

Database kepolisian Shanghai, oleh "ChinaDan" diposting di forum peretas Breach Forums minggu lalu menawarkan untuk menjual lebih dari 23 terabyte (TB) data untuk 10 bitcoin, setara dengan sekitar $200.000 

"Pada tahun 2022, database Shanghai National Police (SHGA) bocor. Basis data ini berisi banyak Basis data dan informasi tentang miliaran warga Tiongkok, "kata posting itu.

"Catatan kasus, termasuk: nama, alamat, tempat lahir, nomor ID nasional, nomor ponsel, semua detail kejahatan dan kasus.

Yi Fu-Xian, seorang ilmuwan senior di University of Wisconsin-Madison, mengatakan dia telah mengunduh data sampel yang tersedia di internet dan menemukan informasi terkait dengan daerah asalnya di provinsi Hunan.

"Data tersebut berisi informasi tentang hampir semua kabupaten di China, dan saya bahkan telah menemukan data terkait dengan daerah terpencil di Tibet, di mana hanya ada beberapa ribu penduduk," katanya, seraya menambahkan bahwa tren demografi diambil dari data tersebut. lebih buruk dari yang dilaporkan para pejabat"

Informasi sensitif tentang individu Cina yang kuat, termasuk pendiri Alibaba, Jack Ma, telah diposting di Twitter.

Insiden ini membuat khawatir pihak berwenang China. Tahun lalu, China mengesahkan undang-undang yang mengatur bagaimana informasi dan data pribadi yang dihasilkan di dalam perbatasannya harus ditangani.

Selama akhir pekan ini, postingan ChinaDan telah dibahas secara luas di platform media sosial Weibo dan WeChat China.

Tagar "Kebocoran data Shanghai" diblokir di Weibo pada Minggu sore, tetapi masih ada beberapa diskusi di media sosial China tentang insiden ini. 

Pengguna mengungkapkan  kekecewaan, dengan  mengatakan.peretasan membuat mereka  mereka sekarang adalah "manusia transparan"

 China, mengatakan dalam sebuah posting di Twitter bahwa "sulit untuk menguraikan kebenaran dari rumor.

Jika materi yang diklaim peretas berasal dari kementerian keamanan publik, itu akan buruk karena "beberapa alasan", kata Schaefer. "Yang paling jelas itu akan menjadi salah satu pelanggaran terbesar dan terburuk dalam sejarah."

Zhao Changpeng, CEO Binance, mengatakan  Senin bahwa pertukaran cryptocurrency telah meningkatkan proses verifikasi pengguna. Dia menulis di Twitter bahwa kebocoran bisa terjadi karena "bug dalam penyebaran pencarian elastis oleh agen (pemerintah)"

Klaim peretasan datang ketika China telah berjanji untuk meningkatkan perlindungan privasi data pengguna online, menginstruksikan raksasa teknologinya untuk memastikan penyimpanan yang lebih aman setelah keluhan publik tentang salah urus dan penyalahgunaan.

Di Indonesia belum diketahui pasti tentang eksistensi peretasan Bjorka. Berita dari pihak  berwenang simpang siur. Ada yang menganggap hoax, data aman, data tidak perlu dan sebagainya. Apakah benar aman? Perlu keterbukaan lebih jelas. Data penting bagi pihak tertentu jadi mereka pantas khawatir dengan ini.

Jelasnya kini isu beralih ke Bjorka, dari Freddy Sambo , Ratu Elizabeth II dan  perang Ukraina juga BBM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun