Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Chairil Si Aku "Cerita buat Dien Tamaela..."

21 Agustus 2022   13:36 Diperbarui: 21 Agustus 2022   13:37 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dien Tamaela (Foto Meutia Muskita, pewarnaan oleh Almascatie) : sumber Foto via Maluku post.com

Chairil Anwar si Aku Binatang Jalang (8) "Cerita Buat Dien Tamaela"

Karawang Jakarta begitu jauh, tapi juga dekat.  Meski kadang Chairil ada di Karawang ia bisa dengan cepat ada di Jakarta.  Kereta Api adalah tempat Chairil untuk pergi.
"Aku ke Balai Pustaka.." Kata Chairll kepada istrinya.

Hafsah menatap Chairil,  lelaki kurus perokok dan selalu tampil apa adanya.
"Inilah seniman .. " Chairil tertawa ketika Hafsah menyuruhnya sedikit rapi.

"Pulanglah lebih awal."
"Kita akan pindah lagi ke Jakarta, " ajak Chairil Anwar.
 
"Apakah aman? Banyak NICA, " jawab Hapsah.
"Aman, percaya saja.." jawab Chairil enteng.

"Tapi aku akan pulang cepat, " sambung Chairil lagi.
"Kadang kamu tidak Pulang.."
 Hafsah merengut.

***

Tamaela adalah gadis Maluku  kelahiran Palembang. Dia teman Chairil.

Ayah Tamaela sudah meninggal.
"Ayahku dokter, " kata Tamaela.
"Meninggal karena kecelakaan ketika bertugas di Mojokerto, "cerita Tamaela yang hidup tanpa seorang ayah.

Chairil   bertemu dengan ibunya Dien  yang bernama Mien Patirajawane . Dien juga punya seorang adik.

"Maluku itu indah.." Kata Chairil.
"Kamu pernah ke Maluku..?"
"Tidak, temanku, dia anak angkat pamanku Syahrir yang dibuang Belanda ke Banda Neira.."

"Siapa namanya?" Tanya Dien.
"Des Alwi, mereka berdua dan pamanku juga bercerita tentang keindahan Maluku.."

"Baguslah. " ujar Dien pendek.

"Tapi kamu sumber inspirasiku.." berkata lagi Chairil.
"Kenapa?"
"Karena kamu pintar main piano dan  dan ." Chairil menahan  kata katanya.
"Dan apa..?" Tanya Tamaela
"Dan cantik.." Chairil tertawa kecil, Dien cuma tersenyum. Setiap gadis suka dikatakan cantik. Wajah imutnya bersemu merah.

"Karena itu aku bekerja di RRI, main piano, aku hanya sekolah sampai MULO " cerita Dien.

"Aku pindah sekolah guru TK, anak anak sangat menarik.." cerita Tamaela.

"Namun sekolah itu putus ketika Jepang datang." Cerita Tamaela.

Dien juga pernah kerja di kantor pemerintah Jepang, dikantoran  sampai Indonesia merdeka.

Dien bekerja di RRI sering bertemu Chairil. Dia suka seniman tapi tidak pernah menyangka Chairil membuat sebuah puisi paling indah untuknya.

Cerita tentang Maluku dan Dien Tamaela diceritakan Khairil dalam puisinya.

"CERITA BUAT DIEN TAMAELA:

Beta Pattiradjawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu.

Beta Pattiradjawane
Kikisan laut
Berdarah laut.

Beta Pattiradjawane
Ketika lahir dibawakan
Datu dayung sampan.

Beta pattiradjawane, menjaga hutan pala.
Beta api di pantai. Siapa mendekat
Tiga kali menyebut beta punya nama.

Dalam sunyi malam ganggang menari
Menurut beta punya tifa,
Pohon pala, badan perawan jadi
Hidup sampai pagi tiba.

Mari menari!
mari beria!
mari berlupa!

Awas jangan bikin beta marah
Beta bikin pala mati, gadis kaku
beta kirim datu-datu!

Beta ada di malam, ada di siang
Irama ganggang dan api membakar pulau…

Beta Pattiradjawane
Yang dijaga datu-datu
Cuma satu.

1946
(Chairil Anwar)

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun