"Kamu juga Karinah, ayah kamu dokter..."
Lalu kedua remaja itu tertawa. Cerah dan polos.Â
Itulah cinta Chairil pada mulanya tidak tahu, sampai kemudian tiba tiba saja Karinah melupakan Chairil.Â
"Kamu tidak suka padaku?"
"Suka, Â sebagai teman. Pasangan tentu tidak.."
"Kita terlalu muda, mungkin aku perlu lelaki pelindung lebih tua dariku.."
"Itu saja..?"
"Itu kata ayahku.."
Chairil Anwar meneruskan persahabatan dengan Karinah Moordjono, tapi ia melihat Karinah didampingi lelaki lain yang lebih tua. Usianya lima atau tujuh tahun dari Karina.Â
Dia itu lebih berpendidikan tinggi dan akan jadi ambtenar juga.
Disebuah bioskop, Chairil juga senang menonton. Ia melihat Karinah. Gadis itu juga melihatnya. Bioskop "de Oranye" adalah bioskop elit di Medan.
Karina salah tingkah. Ia tidak menegur Chairil dan cuma menggoreskan ujung sepatunya kelantai. Ketika ia mengangkat kepalanya Chairil sudah pergi.Â
Sang pacar barunya mengandeng Karinah Moorjono, gadis itu sempat melihat lagi tempat Chairil tadi.Â