Chairil  jatuh cinta kepada seorang  Sumirat.
Disebuah pantai di Cilincing Sumirat lebih dahulu melihatnya. Seorang pemuda duduk diam  membaca buku.
Bersandar di sebatang pohon tanpa peduli sekelilingnya. Sumirat bukan Seorang gadis pemalu.
",Hei, kamu lebih asyik dengan buku dari pantai indah ini..,?"
Chairil mengangkat mukanya. Gadis  cantik dengan wajah ceria dan imut.
"Apa pantai ini indah?" Tanya Chairil.Â
"Iyalah, buku  bisa dibaca dirumah..." ledek Sumirat.Â
"Aku lebih suka buku," teriak Chairil.
"Dimana saja, Â tapi lebih indah membaca ditempat indah.." Kata Chairil.Â
"Kata kata kamu seperti puisi, " Sumirat tersenyum kecil.Â
"Aku Chairil.." Chairil Anwar memperkenalkan diri.
"Mirat, Sumirat.." jawab sang gadis.
"Maaf, aku benar  heran. Aneh, orang-orang bersenang-senang di sini, tapi kamu lebih tenggelam dalam buku, sejak tadi tiga kali aku lewat,"  ujar Sumirat.
"Ayo duduk, sikap kamu bisa mengalahkan bukuku," Chairil memuji.Â
Lalu keduanya berbicara, saling bercanda. Â Sumirat selalu menarik Chairil dengan cerianya.