Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Chairil Anwar, "Aku si Binatang Jalang" (3)

3 Agustus 2022   00:13 Diperbarui: 3 Agustus 2022   00:15 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah cuplikan puisi Chairil Anwar. Foto: via brillio.net 

Dalam puisi ia menggambarkan kepasrahan nenek kepada takdir dimana hidup yang cuma sementara. 

Betapa tingginya kekuasaan Allah, manusia harus tunduk kepada Tuhan yang mahakuasa.

***

Kedekatannya dengan pamannya membuat Chairil Anwar bisa melupakan nenek yang dicintainya. Nenek adalah masa lalu, pamannya Sutan Syarir mungkin  jadi masa depan Chairil.

Umur Sutan Syahrir  sudah empat puluhan lebih  tua dari Chairil Anwar. 

Chairil sangat kagum dengan pamannya yang telah sekolah di negeri Belanda.

Sutan Syahrir telah bersekolah  di Fakultas Hukum, Universitas Amsterdam. Sutan Syahrir sangat aktif berpolitik dan mungkin kemudian hari menjadi orang besar atau pemimpin di Indonesia. 

"Hai, kutubuku. Apalagi kegiatan kamu hari ini..?"

"Membaca dan sastra, dirumah mamak (paman) selalu banyak buku," jawab Chairil enteng. 

"Baca saja, letakan lagi baik baik. Buku adalah jendela ilmu agar kamu tidak bodoh.."

"Apa aku bodoh paman?"
"Tidak juga, aku tahu kamu suka membaca, juga menulis puisi. Kini semua membutuhkan sumbangan pemuda, dari sastrawan juga," kata Sutan Syahrir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun