Sebuah cerita nyata yang dinarasikan berbentuk novel semi biografi. 13
Sekarang Ben pergi berlayar.
Ia menatap kota Boston dari kapal dan menitikan air mata.
"Selamat tinggal ayah, selamat tinggal ibu."
Ia ingat ibunya yang pasti akan  merasa kehilangan.
Tapi Ben sudah bertekad meninggalkan kota kelahirannya.
"Selamat tinggal Boston." Ben kembali ke dek kapal dengan mata sembab.
 Ben Franklin tidak pernah atau mungkin  jarang  makan ikan. Ia melihat hari itu ikan dipotong dan dimasak.Â
"Kita tidak bisa memakan makhluk hidup, itu kejam." Kata Ben.
Nelayan di kapal  itu tercengang.
Ia menatap protes anak muda itu dengan heran.
"Ikan memang untuk dimakan, banyak khasiatnya ditubuh." ujar nelayan.
"Tapi seseorang dapat hidup dengan makan makanan nabati, jangan makhluk hidup," bantah Ben Franklin.
Teman teman pelaut  belum pernah mendengar hal seperti itu.
"Apakah kamu tak pernah makan ikan?" Tanya pelaut.Â