Indonesia U19 tersingkir dari turnamen Asia Tenggara U19 dengan cara yang kurang elok.
Vietnam U19 dan Thailand U19 "main sabun" dan Indonesia tersingkir.
Tim gajah putih dan Bintang Emas pada akhirnya bermain santai dan terkesan cari aman dengan skor 1-1.
Apakah disengaja? Bisa jadi benar bisa tidak. Terjadi begitu saja dengan perhitungan sendiri sendiri.
Akibat sistem head to head, Indonesia U19 tersingkir dari kejuaraan AFF U19 lebih awal.
PSSI melayangkan gugatan ke Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (FFA) untuk meminta peninjauan kembali pertandingan Thailand dan Vietnam.
Indonesia mengancam, meninggalkan AFF jika kasusnya tidak diklarifikasi. Artinya Indonesia keluar dari keanggotaan AAF U-19.
Jika ini terjadi Indonesia tidak akan mengikuti turnamen AFF mendatang. Shin Tae-yong pelatih membuktikan melalui posting video yang mengkritik Vietnam U19 dan Thailand.
Video rekaman menit-menit terakhir pertandingan Vietnam U19 melawan Thailand U19 di halaman Instagram pribadinya. Vietnam dan Thailand tidak serius.
Alasan lelah, untuk menjaga kekuatan dan menghindari cedera.
Mereka mungkin berhitung,karena hasil imbang saja mereka sudah mendapatkan tiket ke babak semifinal.
PSSI mengajukan gugatan dengan bukti ke AFF, meminta "Komite Disiplin" untuk mempertimbangkan pertandingan pada hari Minggu.
Berharap tim yang tidak Fair dihukum kalau perlu didiskualidasi.
Lebih lanjut Shin Tae-yong mengatakan,
" Peraturan untuk menerapkan indeks head-to-head tidak lagi relevan dengan saat ini, AFC atau FIFA telah menghapus ketentuan ini. Saya merasa agak aneh bahwa aturan ini masih ada di AFF.”
AFF U19 2022 "berdasarkan kesepakatan para pihak jauh sebelum turnamen digelar"
Konon regulasi yang diterapkan di PialaMenggantungkan kemenangan dari pertandingan kepada hasil lawan mengandung risiko karena bola itu bundar.
Mengajukan keberatan ke AFF itu perlu, perkara ditanggapi tentu masalah lain. Keadilan kadang kadang tidak bisa sepenuhnya didapat.
Bagaimanapun juga ketika U19 Garuda muda melawan Vietnam atau Thailand masih belum bisa menang.
Selain protes, lebih baik juga kita mengintropeksi diri. Bagaimana kalau kita dipihak Vietnam atau Thailand. Apa yang terjadi?
Kalau ada yang mudah kenapa harus sulit dan mengandung resiko.
Apakah kejadian itu pernah terjadi di tim lain, tentu ada.
Tapi kejadian seperti itu agak sulit diputuskan, kecuali kalau sangat "menyolok"
Di Afrika Selatan,
Empat tim sepak bola dilarang bermain seumur hidup karena mengatur skor agar bisa lanjut ke babak berikutnya.
Klub tersebut terbukti meng-atur skor Pertandingan.
Wasit dan ofisial yang terlibat juga dijatuhi sanksi berat.
Klub sepak bola "hasil pertandingan" 59-01 untuk Matiyasi FC dengan N.Mighty Bird.
Juga tim sepak bola Shivulani unggul 33-1 melawan Kototo Happy Boys (mengatur skor)
Pertandingan Divisi Empat Liga Afrika Selatan ditemukan bukti
laga tersebut "match-fixing" Jadi dijatuhi sanksi.
Di AFF Indonesia U19 sudah bermain baik tapi tidak beruntung saja. Keluar dari AFF bukan solusi apalagi Indonesia penggagas AFF.
Sekian saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H