Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Panas Dingin Pertemuan Para Menlu G20 di Bali

9 Juli 2022   21:06 Diperbarui: 9 Juli 2022   21:48 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menlu AS Antony Blinken enggan foto bareng Menlu Rusia Sergei Lavrov (kanan). Foto: AFP via m.medcom.id

Usaha Indonesia untuk mensukseskan G20 di Bali bulan Nopember yang akan datang tidak mudah. Ditengah tengah krisis global dan perang Ukraina yang melibatkan anggota G20  Indonesia telah mencoba berdiri ditengah.

Sikap Indonesia terus diuji dengan desakan agar Indonesia tidak mengundang Rusia.

Namun Indonesia tetap mengundang semua anggota negara G20 termasuk Rusia.

Undangan langsung tatap muka juga disampaikan kepada Amerika Serikat dan sekutunya di Munich.

Dalam perjalanan ke Munich setelah pertemuan G20 indonesia mendatangi Ukraina dan Rusia.

Setelah menemui  Zelensky di Ukraina Indonesia menyambangi Putin di Rusia.

Selanjutnya Indonesia melangkah lebih jauh dengan mengadakan pertemuan para menlu anggota G20 di Bali tanggal 07 dan 08 Juli 2022.

Ini mungkin juga sebuah uji coba bagaimana suasana pertemuan G20 ketika para pemimpin G20 bertemu nantinya di bulan November ketika Jokowi berhasil meyakinkan kedua belah pihak.

Kabar baiknya, menurut laporan   Menlu Indonesia Retno Marsudi mengatakan semua pihak yaitu para  menteri luar negeri G20 menerima undangan dan berkonfirmasi datang  .

Dikritik Soal Invasi, Menlu Rusia Walk Out saat Pertemuan G20 Bali Foto : AFP/Ozan KObe via detik.news.com
Dikritik Soal Invasi, Menlu Rusia Walk Out saat Pertemuan G20 Bali Foto : AFP/Ozan KObe via detik.news.com
Menlu Amerika Serikat, Anthony Blinken, Menlu China Wang Yi, Menlu Jepang Yoshimasa Hasashi, Menlu Korea Selatan Park Jin, Menlu Australia Penny Wong , Menlu India S Jaishankar, Menlu  Jerman, Afrika Selatan dan sebagainya dan tak lupa Menlu Rusia Sergey Larov.

Presiden Rusia Putin telah memberikan persetujuan bagi Menlunya untuk berpartisipasi dalam KTT G20 di Bali.

Pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov telah tiba di Bali sesuai jadwal.

Ini pertama kali Menteri Luar Negeri Rusia akan bertemu dengan rekan-rekannya Menlu  Barat dan AS di Bali setelah Invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari lalu.

Dengan Menlu China Wang Yi yang merupakan teman dan kolega terdekat. Sergey Larov memuji Beijing yang mengkritik "agresi terbuka" dari Barat.

Pada acara, ada beberapa sesi yang dibawakan para pemimpin dunia.

Temanya, “Membangun dunia yang lebih damai, stabil, dan sejahtera bersama”

Sesi pertama   memperkuat kolaborasi global, membangun rasa saling percaya, stabilitas, perdamaian dan pembangunan.

Pembicara khusus  Sekjen PBB Antonio Guterres dan Prof. Jeffrey Sachs dari Columbia University.

Sesi kedua, Ketahanan Pangan dan Energi dan langkah  mengatasi krisis pangan pupuk, dan kenaikan harga komoditas serta rantai pasokan global.

Pembicara  yaitu David Beasley dari Executive Director World Food Programme dan Damilola Ogunbiyi dari Special Representative of the UN Secretary-General for Sustainable Energy for All and Co-Chair of UN-Energy .

Ada juga  Mari Elka Pangestu yang saat ini  menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Sebelumnya Retno Marsudi mengapresiasi kehadiran rekan-rekan G20 secara langsung,  mengingat ketegangan  akibat perang di Ukraina.

 Retno Marsudi menambahkan bahwa ketahanan pangan, energi, serta reintegrasi biji-bijian dan pupuk dari Ukraina dan Rusia ke dalam pasokan global sangat penting.

Agenda Jumat meliputi pertemuan tertutup para kepala diplomasi negara-negara G20, antara lain China, India, Amerika Serikat, Brasil, Inggris, Kanada, Jepang dan Afrika Selatan.

Perang di Ukraina dibahas di hampir setiap pertemuan bilateral Forum Menteri Luar Negeri G20, yang berlangsung pada hari Jumat,  Retno Marsudi, yang memimpin pertemuan itu.

Dalam pertemuan ini, ketika para menlu mendapat Kesempatan terjadi kritik paling keras invasi Rusia ke Ukraina .

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyebut tindakan Rusia "ilegal, tidak adil dan tidak bermoral."

Tokyo juga ikut mengecam dan mengungkapkan keprihatinannya atas perang di Ukraina.

Menteri Luar Negeri Anthony Blinken, Amerika Serikat  mengatakan  bahwa jika anggota G20 ingin kelompok itu tetap bertahan, mereka harus meminta pertanggungjawaban Rusia atas perangnya di Ukraina.

Antony Blinken  mengatakan bahwa Rusia berusaha untuk melemahkan kerja lembaga internasional.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov  meninggalkan ruangan setelah pidatonya tentang kebijakan luar negeri Rusia dan Uni Eropa.

Lavrov mencela negara-negara Barat karena "kritik keras" atas tindakan Moskow.

Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi melewatkan jamuan makan malam resmi para menteri luar negeri. Itu  karena kehadiran Sergei Lavrov.
“...karena  Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov  hadir di sana, diputuskan bahwa kehadiran [Menlu Jepang] tidak pantas,” kata berita Jepang Kyodo.

Menlu AS Antony Blinken enggan foto bareng Menlu Rusia Sergei Lavrov (kanan). Foto: AFP via m.medcom.id
Menlu AS Antony Blinken enggan foto bareng Menlu Rusia Sergei Lavrov (kanan). Foto: AFP via m.medcom.id
Para diplomat Barat juga menolak foto bersama karena kehadiran Sergey Lavrov. Tak ada foto bersama para Menlu g20iMeski begitu Indonesia yang memprakarsai pertemuan  layak diapresiasi karena selangkah lebih maju mencoba menanamkan pengertian bagi kedua belah pihak.

Apalah nantinya G20 di Bali dibulan Nopember akan berlangsung sukses tergantung pada anggota G20.

Diharapkan tidak ada saling boikot memboikot dan KTT berjalan dengan lancar.

Jelasnya Indonesia telah mengukir Sejarah sebagai Pemegang Presidensi G20 2022 mempertemukan pihak pihak yang berseberangan untuk bertemu.

Usaha Jokowi agar Rusia tidak lagi memblokir pelabuhan Ukraina dan membiarkan negara tersebut mengekspor gandum ke dunia internasional telah sedikit diperhatikan Putin.

Agar dunia tidak kekurangan pangan dan harga gandum dapat membantu negara negara berkembang yang saat ini menderita karena Perang Ukraina Rusia.

Pertemuan G20 para Menteri Luar Negeri anggota G20 telah berjalan  meski hasilnya masih timpang.

Apa yang terjadi nantinya di G20 bulan Nopember  Indonesia sudah mengantisipasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun