Mohon tunggu...
YUDI M RAMID
YUDI M RAMID Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Dari pekerja medis ke Asuransi dan BUMN....

Selanjutnya

Tutup

Money

Pakistan Krisis, Kurangi Minum Teh

16 Juni 2022   02:20 Diperbarui: 16 Juni 2022   02:27 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan utang publik eksternal lebih dari USD 90 miliar, Pakistan jelas berada di ambang bencana ekonomi.Foto : economictimes.com

Pemerintah  berjanji untuk mencabut subsidi energi dan bahan bakar atas permintaan IMF.

Cadangan devisa negara ini telah menurun dengan tajam dari $16,3 miliar pada akhir Februari menjadi hanya $10 miliar pada Mei, menurut Reuters.

Dengan utang publik eksternal lebih dari USD 90 miliar, Pakistan jelas berada di ambang bencana ekonomi.Foto : economictimes.com
Dengan utang publik eksternal lebih dari USD 90 miliar, Pakistan jelas berada di ambang bencana ekonomi.Foto : economictimes.com
Pemerintah baru Pakistan, mengalokasikan lebih dari 40% untuk pembayaran utang.

Hutang Pakistan sekitar $128 miliar dan Perdana Menteri Shahbaz Sharif menyalahkan kesengsaraan ekonomi negara itu pada pendahulunya Imran Khan.

Pakistan telah menghabiskan
Anggaran baru 1,523 triliun rupee untuk pertahanan. Itu  telah dialokasikan dalam jumlah besar karena ketegangan mengimbangi India.

Menurut economictimes,  Pakistan juga  adalah salah satu dari lima puluh dua negara yang menghadapi krisis utang yang parah.

Laporan mengatakan bahwa tingkat hutang yang tinggi telah membuat Pakistan lebih rentan terhadap guncangan ekonomi dan melemahkannya secara politis. Bisakah Pakistan pulih dari krisis atau akan menimbulkan gejolak baru masih akan dilihat untuk kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun